Sosok.ID - Amerika Serikat (AS) memiliki “beberapa opsi yang kredibel” untuk menanggapi jika China ingin merebut satu set pulau yang dikelola oleh Taiwan di Laut China Selatan.
Dikutip dari The Washington Post, hal yang menjadi garis bawah yakni pelunya AS dan Taipei untuk membangun pencegahan “terhadap agresi China yang terbatas,"dari permainan perang yang dilakukan baru-baru ini oleh para pakar kebijakan luar negeri di Washington dan kawasan Asia-Pasifik.
Skenario tersebut diperiksa oleh Center for a New American Security, sebuah lembaga pemikir yang berbasis di Washington, dan dirinci dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Selasa (26/10/2021).
Diperkirakan bahwa pasukan China menyerang pulau-pulau Pratas, menangkap 500 tentara Taiwan yang berbasis di sana dan mendirikan pos militer.
Ini adalah dilema teoretis bagi Pentagon bahwa “banyak pengamat China memandang semakin masuk akal” – dan salah satu yang “memperkuat kebutuhan akan latihan perencanaan reguler antara personel Taiwan dan AS,” kata laporan itu.
Laporan itu muncul pada saat ketegangan yang meningkat antara Washington dan Beijing, dengan Amerika Serikat menentang ekspansi militer China di kawasan itu dan China meminta Pentagon untuk memutuskan hubungan dengan Taiwan.
Baca Juga: Joe Biden Makin Galak! Tegaskan Siap Bantai China Jika Perang Panas Meletus!
Kebuntuan telah menyoroti tantangan yang akan dihadapi komandan AS dalam menanggapi serangan pulau-pulau tanpa memprovokasi perang besar-besaran.
Presiden Biden, berbicara selama acara balai kota minggu lalu yang disiarkan oleh CNN, mengatakan bahwa “kami memiliki komitmen” untuk membela Taiwan.
Hal itu mendorong Gedung Putih untuk mengeluarkan pernyataan yang mengklarifikasi bahwa “hubungan pertahanan AS dengan Taiwan dipandu oleh Undang-Undang Hubungan Taiwan."
Hubungan itu ditandatangani menjadi undang-undang pada tahun 1979, merinci kebijakan ambigu di mana Amerika Serikat mengatakan akan menjadi masalah “keprihatinan besar” jika masa depan Taiwan ditentukan oleh “selain cara damai.”