Follow Us

Dapat Julukan Kupu-kupu Malam, Wanita Ini Jadi Ibu Negara Paling Berpengaruh Gegara Kenekatannya, Akhir Hayatnya Berbanding Terbalik!

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Kamis, 16 September 2021 | 15:59
Dapat Julukan Kupu-kupu Malam, Wanita Ini Jadi Ibu Negara Paling Berpengaruh Gegara Kenekatannya, Akhir Hayatnya Berbanding Terbalik!

Meja besar itu sampai sekarang masih ada di gedung serikat buruh. Di situ juga masih ada rak berwarna hijau klor tempat menyimpan bahan-bahan pengawet, wastafel tempat Pedro Ara membersihkan tangannya, dan altar kecil yang di atasnya ada doa dan karangan bunga buat "Santa Evita".

Baca Juga: Ibu Negara Korut Dituding Main Film Panas, Kim Jong Un Tak Terima Sulut Kembali Perang Korea

Jasadnya mengembara

Setelah kudeta militer tahun 1955 patung dan foto-fotonya ditarik dari tempat-tempat umum. Junta militer yang takut kaum Peronis memakai jasadnya sebagai simbol dan pengobar pemberontakan, menculik mumi Evita.

Perintah untuk menggempur markas kaum Peronis dan membawa mayat Evita yang sudah diawetkan, dibebankan kepada kepala dinas rahasia, Koloner Carlos Eugenio de Moori Koenig, pada 24 November 1955.

Sang kolonel yang ketiban tugas entah mengapa begitu terobsesi pada mumi beku ini. Dengan pisau bedah, Moori Koenig sampai-sampdi memberi tanda pengenal pada mayat Evita. Sebuah tanda bintang yang kecil dibuatnya di daerah yang amat "rahasia" dan di daun telinga. Itu menurut bukunya Eloy Martinez, berdasarkan penuturan tiga orang militer.

Apakah fantasi Eloy Martinez sudah kelewatan? Namun yang pasti, jasad Evita ada di kantor Kolonel Moori Koenig, tersimpan dalam peti. Jasad itu pernah disimpan di sebuah viler tua yang dimiliki kelompok militer yang kini menjadi rumah jompo.

Seorang perawat wanita mengakui bahwa jasad Evita pernah ditaruh di situ dan para penghuni rumah itu percaya, jika Evita ingin "memanggil" mereka semua, mereka jadi tak bisa tidur. Padahal jasad Evita disimpan di sebuah ruangan di bawah tanah.

Jasad Evita diperlakukan seperti makhluk hidup, diajak mengembara dari satu tempat ke tempat lain, berpindah dari satu "kekasih" ke "kekasih" yang lain. Namun keberadaannya sejak 1955 – 1974 sempat dipertanyakan.

Di mana jasad wanita kelahiran 7 Mei 1919 ini berada? Mungkinkah ia raib sebagai korban Mafia Chicago? Atau ditenggelamkan di Laut Atlantik? Apakah jasadnya disiram air raksa sampai rusak atau dikubur di padang rumput Pampa?

Atau, apakah benar ia telah menemukan ketenangan abadi di sebuah pulau? “Peti matinya yang dibalut beludru merah diayun-ayun air seperti gondola,” demikian tertulis dalam salah satu majalah.

Namun yang pasti, mumi ini mengembara bertahun-tahun dari satu tangsi ke tangsi lain, dari satu markas militer ke markas yang lain, gudang, ruang bawah tanah, dan beberapa tempat rahasia lain.

Source : intisari-online.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest