Follow Us

Penerbangan Prajurit Terakhir Tinggalkan Afghanistan, Inggris Sebut Kemungkinan Kerja Sama dengan Taliban

Rifka Amalia - Minggu, 29 Agustus 2021 | 18:23
(ilustrasi) Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.
pixabay

(ilustrasi) Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.

Baca Juga: Ngaku Telah Kuasai Seluruh Afghanistan, Taliban Tak Sadar Ada Satu Wilayah yang Tak Bisa Ditaklukkan Dan Jadi Ancaman Terbesar, Ternyata Berisi Ahli Perang!

"Orang-orang seperti saya ... kami selamanya menerima pesan dan teks dari teman-teman Afghanistan kami yang sangat menyedihkan. Kami menjalani ini dengan cara yang paling menyakitkan," kata Carter.

Di sisi lain, Perdana Menteri Boris Johnson memuji angkatan bersenjata Inggris.

"Saya ingin berterima kasih kepada semua orang yang terlibat dan ribuan orang yang mengabdi selama dua dekade terakhir. Anda bisa bangga dengan apa yang telah Anda capai," katanya.

Carter bahkan mengatakan Inggris dan sekutunya mungkin akan bekerja sama dengan Taliban di masa depan untuk mengatasi ancaman dari kelompok militan Islam.

Baca Juga: Kisah Jusuf Kalla Ingin Gelar Teroris Taliban Dicabut, Musuh Afghanistan Injakkan Kaki di Indonesia, Saksikan Islam Moderat

Kelompok itu, musuh kedua negara Barat dan Taliban, mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di luar bandara Kabul pada Kamis yang menewaskan puluhan orang, termasuk 13 anggota militer AS.

"Jika Taliban mampu menunjukkan bahwa mereka dapat berperilaku seperti pemerintah normal akan berperilaku sehubungan dengan ancaman teroris, kita mungkin menemukan bahwa kita (dapat) beroperasi bersama," kata Carter kepada Sky News.

"Tapi kita harus menunggu dan melihat. Tentu saja beberapa cerita yang kita dapatkan tentang cara mereka memperlakukan musuh mereka berarti akan sangat sulit bagi kita untuk bekerja dengan mereka saat ini," tambahnya.

Baca Juga: Afghanistan Mencekam Setelah Diuasai Taliban, Indonesia Perintahkan Misi Penyelamatan Bagi WNI Hingga Dimintai Tolong Filipina, Begini Kronologinya!

Johnson membahas situasi Afghanistan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel pada hari Sabtu, ketika kedua pemimpin sepakat bahwa negara-negara kaya Kelompok Tujuh harus mengambil pendekatan bersama untuk berurusan dengan pemerintah Taliban di masa depan.

"Perdana Menteri menekankan bahwa setiap pengakuan dan keterlibatan dengan Taliban harus bergantung pada mereka yang memungkinkan perjalanan yang aman bagi mereka yang ingin meninggalkan negara itu dan menghormati hak asasi manusia," kata kantor Johnson. (*)

Source : Reuters

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest