Pada akhir tahun 1996, kekuatan Taliban membesar karena dukungan dari kelompok etnis Pashtun di selatan Afghanistan serta bantuan dari unsur-unsur Islam konservatif di luar negeri.
Hal itu memungkinkan Taliban untuk merebut ibu kota, Kabul, dan mendapatkan kontrol yang efektif atas negara tersebut.
Perlawanan terhadap Taliban terus berlanjut, terutama di antara kelompok etnis non-Pashtun, yaitu Tajik, Uzbekistan, dan Hazara.
Namun, pada 2001 Taliban menguasai semua wilayah kecuali sebagian kecil dari Afghanistan utara.
Kebijakan sosial Taliban dan tentangan global
Terdapat sejumlah kebijakan sosial Taliban yang mendapatkan tentangan dari global.
Kebijakan sosial Taliban tersebut di antaranya adalah melarang kehidupan publik untuk perempuan, termasuk pelarangan akses pada pendidikan dan pekerjaan.
Taliban juga menghancurkan peninggalan artistik non-Islam secara sistematis, seperti yang terjadi di Kota Bamiyan.
Selain itu, Taliban menerapkan hukuman pidana yang keras, termasuk hukum gantung.
Hanya Arab Saudi, Pakistan, dan Uni Emirat Arab yang pernah mengakui rezim tersebut.