Sosok.ID - Amerika Serikat, dikabarkan menyetujui pembelian drone buatan China.
Tetapi kabar itu telah dengan tegas dibantah oleh Pentagon.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (24/7/2021), surat kabar Hill bulan lalu melaporkan bahwa audit Pentagon telah menemukan dua drone yang dibangun oleh China Da Jiang Innovations (DJI).
Kabarnya drone itu untuk penggunaan pemerintah AS dan "tidak memiliki kode atau niat jahat".
Surat kabar Hill juga menyebut drone China itu "disarankan untuk digunakan oleh entitas pemerintah dan pasukan yang bekerja dengan layanan AS."
Baca Juga: Kacau, Pesawat Tak Berawak Incar AS, Bom Meledak Hantam Bandara Erbil di Irak
Sebaliknya, Pentagon mengatakan pada hari Jumat (23/7/2021) bahwa drone yang diproduksi oleh produsen China DJI menimbulkan potensi ancaman terhadap keamanan nasional.
Pentagon menegaskan bahwa laporan media Hill sebagai informasi tidak akurat.
"Laporan ini tidak akurat dan tidak terkoordinasi, dan pelepasannya yang tidak sah saat ini sedang ditinjau oleh departemen," kata Departemen Pertahanan dalam sebuah pernyataan.
Pentagon mengatakan pihaknya melarang penggunaan semua drone komersial karena masalah keamanan siber pada 2018.
Tahun berikutnya, Kongres AS mengesahkan undang-undang yang melarang penggunaan drone dan komponen yang diproduksi di China.
"Laporan pemerintah AS ini adalah konfirmasi terkuat hingga saat ini dari apa yang kami, dan validasi keamanan independen, telah katakan selama bertahun-tahun - drone DJI aman dan terjamin untuk operasi pemerintah dan perusahaan," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
"DJI percaya mendefinisikan standar dan persyaratan khusus, terlepas dari negara asal drone, adalah cara terbaik untuk memastikan keamanan data drone," katanya.
Departemen Pertahanan mengatakan Komando Operasi Khusus AS telah membeli teknologi drone siap pakai yang konsisten dengan pengecualian yang diizinkan berdasarkan undang-undang.
“Mengurangi ancaman yang ditimbulkan oleh UAS kecil (sistem pesawat tak berawak), termasuk sistem DJI, tetap menjadi prioritas di seluruh Departemen, dan DOD (Defense of Defense) terus memastikan kebijakan yang ada tetap berlaku dan diterapkan dengan tepat,” tegas Pentagon. (*)