Awal tahun ini dilaporkan di Wall Street Journal, bahwa intelijen AS memiliki bukti bahwa staf di Institut Virologi Wuhan jatuh sakit dengan gejala seperti virus corona, tak lama sebelum kasus publik pertama dilaporkan.
Zhao Lijian, juru bicara menteri luar negeri China, mengecam laporan itu sebagai "sama sekali tidak benar".
Berbicara kepada CNN, orang dalam mengatakan komunitas intelijen "masih tidak tahu apa yang sebenarnya diderita para peneliti".
"Pada akhirnya, masih belum ada yang pasti," kata mereka.
Pada September 2020 Scott Morrison, perdana menteri Australia, menyerukan penyelidikan independen terhadap asal usul Covid-19.
Tak lama kemudian China mengumumkan tarif besar pada beberapa produk buatan Australia.
Kini varian virus corona penyebab penyakit Covid-19 telah menjadi semakin banyak, dan semakin sulit dikendalikan.
Tetapi asal-usul virus itu masih menjadi tanda tanya seluruh masyarakat dunia. (*)