Sosok.ID -Selama ini Korea Utara teguh mengatakan tak terdampak oleh pandemi Covid-19.
Kim Jong Un kerap kali mengklaim bahwa tak ada yang terpapar Covid-19 di negaranya.
Namun kini, Kim Jong Un menunjukkan gelagat berbeda.
Pemimpin Korea Utara itu menyiratkan negaranya tengah dilanda krisis akibat Covid-19.
Sejak Februari 202, Korut telah mengambil tindakan untuk menutup perbatasan guna mencegah wabah virus corona.
Namun karena keputusan tersebut, ditambah sanksi internasional, membuat perekonomian Korut anjlok.
Krisi besar melanda, Kim Jong Un telah menyatakan Negaranya menghadai 'masalah serius' terkait bahan pangan.
Ia pun meminta warga negaranya menyiapkan diri untuk situasi terburuk.
Melansir Kompas.com, dalam pidato yang dipublikasikan KCNA, Kim mencaci maki para pejabat Korea Utara karena melakukan kecerobohan.
"Ulah mereka menyebabkan krisis besar yang mengancam keamanan negara, keselamatan rakyat, sehingga konsekuensinya mengerikan," ulas KCNA.
Pada laporan itu menyebutkan beberapa anggota partai telah ditarik, termasuk satu dari Komite Tetap yang beranggotakan Kim dan empat lainnya.
Hanya saja, publikasi tersebut tidak menjabarkan detil maupun siapa saja pejabat yang terkena hukuman.
Apa maksud pernyataan Kim Jong Un?
Pembelot yang kini menjadi peneliti, Ahn Chan Il, menyatakan pidato itu menjadi bukti bahwa Pyongyang mengakui Covid-19.
Kepada AFP via BBC Rabu (30/6/2021), Ahn menerangkan bahwa besar kemungkinan Korea Utara saat ini membutuhkan bantuan internasional.
"Jika tidak, tentu mereka takkan sampai memublikasikan ini. Karena menunjukkan kegagalan pemerintah melawan pandemi," paparnya.
Menanggapi pernyataan Kim, Dr Leif-Eric Easley dari Universitas Perempuan Ewha Seoul berujar, pernyataan itu menjadi tanda kondisi Korut mulai mengkhawatirkan.
Easley menjelaskan, sangat mungkin Kim Jong Un menemukan kambing hitam, menyalahkan para pejabatnya karena kurang dalam ideologi.
"Mungkin bagi Pyongyang, mereka mendapat pembenaran untuk lebih menekan rakyat. Tapi di sisi lain, mereka siap untuk vaksin dari luar negeri," kata dia.
(*)