"Tetapi rezim memilih untuk membuat kita lapar," imbuh dia.
Yeonmi yang kemudian menjalani kehidupannya sebagai seorang aktivis hak asasi manusia ini melarikan diri dari Korea Utara ketika dia berusia 13 tahun.
Ia menyeberang ke China sebelum ditangkap oleh pedagang manusia.
Beruntung ia bisa melarikan diri dari penculiknya, kemudian dia bisa bertemu dengan ibunya.
Yeonmi dan ibunya pun melarikan diri ke Mongolia dan mencari perlindungan di Korea Selatan, sebelum pindah ke AS.
Dia kini tinggal di Chicago bersama suaminya.
Meski harus menjalani kehidupan masa lalu yang sulit, ia mengaku tetap bersyukur dilahirkan di Korea Utara.
Menurutnya, dengan masa lalunya yang penuh kegelapan, membuatnya bisa punya perspektif seperti sekarang ini.
"Jika saya tidak dilahirkan dalam penindasan dan kegelapan total, saya tidak berpikir saya akan melihat cahaya di sini," katanya.
Adapun untuk diketahui, info terbaru dikutip dari BBCNews mengabarkan bahwa Korea Utara sedang mengalami krisis pangan.