Harian Rusia Izvestia melaporkan bahwa beberapa bulan sebelum kematiannya pada usia 94 pada Desember2013 lalu.
Kalashnikov sempat menulis surat kepada Uskup Agung Kirill dan mengatakan dia berulang kali bertanya pada dirinya sendiri.
Baca Juga: Kontak Senjata 2 Jam Non-stop, KKB Papua Paksa Masuk Ilaga, Berhasil Dipukul Mundur Aparat
"apakah dia secara tidak langsung menyebabkan kematian jutaan orang atau tidak."
Surat Tuan Kalashnikov berbunyi, "Rasa sakit di jiwaku tak tertahankan. Saya selalu bertanya pada diri sendiri pertanyaan yang belum terjawab: Jika senapan serbu saya mengambil nyawa manusia, apakah itu berarti saya, Mikhail Kalashnikov, bertanggung jawab atas kematian itu?
Kalashnikov melanjutkan: "Semakin lama saya hidup, semakin sering pertanyaan itu muncul di benak saya, menghantui lebih dalam dalam pikiran saya tentang mengapa Tuhan mengizinkan manusia memiliki keinginan jahat. kecemburuan, keserakahan, dan kekejaman."
Surat kabar Izvestia mengutip putri Kalashnikov, Elena, yang mengatakan bahwa seorang biarawan lokal mungkin telah membantu ayahnya mengetik surat itu dan kemudian membiarkannya menandatanganinya.
Namun surat tersebut masih kontroversial lantaran berbanding terbalik dengan pernyataan yang pernah ia katakan sebelumnya.
Kalashnikov pernah mengakui dirinyamenciptakan senjata ini untuk membela Tanah Air, Rusia.
Dirinya pun mengaku tidak bertanggung jawab atas tindakan orang lain yang menggunakan senjata tersebut.
Saat dalam wawancara dengan AP pada tahun 2007, dia berkata, "Saya masih tidur nyenyak, karena politisilah yang harus disalahkan karena tidak mencapai kompromi dan mencegah kekerasan."