Seorang juru bicara pemerintah negara bagian, Navneet Sehgal pada Minggu (16/5/2021) membantah laporan media yang menyebutkan ada lebih dari 1.000 mayat ditemukan di sungai dalam dua minggu terkahir.
Mayat itu diduga adalah korban pandemi Covid-19.
Baca Juga: Pesan Keputusasaan dari Rumah Sakit Delhi, Oksigen Langka Sementara Pasien Terus Membludak
"Saya yakin badan-badan ini tidak ada hubungannya dengan Covid-19," klaimnya.
Navneet Sehgal membuat alasan, beberapa penduduk desa memang tidak mengkremasi jenazah seperti adat.
Menurutnya, hal itu terjadi karena “biaya” tradisiHinduselama beberapa periode melonjak tajam, yang secara religius penting dilakukan.
Karena tak mampu mengkremasi, ia meyakini warga India kemudian mengubur mayat di tepi sungai dengan menggali pasir dangkal.
Di sisi lain, Ramesh Kumar Singh, anggota Bondhu Mahal Samiti, sebuah organisasi filantropi yang membantu mengkremasi jenazah, mengatakan jumlah kematian warga sangat tinggi di daerah pedesaan.
Ia menyebut, orang-orang miskin memang banyak yang membuang jenazah di sungai karena mahalnya biaya kremasi.
Biaya kremasi meningkat tiga kali lipat menjadi 15.000 rupee, setara kurang lebih Rp 3 juta.
Pada Sabtu (15/5/2021), seorang jurnalis foto Associated Press memperkirakan setidaknya ada 300 kuburan tepi sungai yang dangkal, di lahan pasir yang luas dekat Prayagraj.