Follow Us

Ratusan Mayat Ditemukan Tersingkap di Pasir Dangkal Tepi Sungai India, Pejabat Bantah Keras Kuburan Itu Berkaitan dengan Covid-19, Lalu Apa?

Rifka Amalia - Selasa, 18 Mei 2021 | 08:32
Potret ratusan mayat terkubur di tepi sungai Gangga di India
https://twitter.com/thewire_in

Potret ratusan mayat terkubur di tepi sungai Gangga di India

Sosok.ID - Media sosial digegerkan dengan temuan kuburan pasir dangkal di tepi Sungai Gangga di India.

Pasalnya, ratusan mayat terkubur di area tersebut, memunculkan spekulasi bahwa mereka adalah korban tsunami Covid-19 di India.

Melansir AP, polisi kemudian menjangkau penduduk desa di India utara untuk menyelidiki penemuan ratusan mayat tersebut.

Dengan mengunakan pengeras suara dan mikrofon portabel dalam jip dan berahu, kepolisian India berkeliling desa sekitar.

Baca Juga: Ngerinya Tsunami Covid-19 di India, Warga Terpaksa Angkut Jenazah Ayahnya di Atap Mobil Karena Kehabisan Ambulans

Mereka meminta agar warga tak sembarangan membuang mayat di sungai.

"Kami di sini untuk membantu Anda melakukan ritual terakhir," ujar polisi, dikutip Sosok.ID via Kompas.com, Senin (17/5/2021).

Banyaknya mayat yang terkubur seadanya di India memunculkan kengerian di tengah virus Covid-19 yang membrutal di negara itu.

Pada Jumat (14/5/2021), hujan bahkan menyingkap kain penutup jenazah yang terkubur seadanya di pasir dangkal di tepi sungai datar yang luas di Prayagraj, sebuah kota di negara bagian Uttar Pradesh.

Baca Juga: Saat Warga India Potong Lidahnya sebagai Persembahan untuk Hentikan Covid-19, Berharap Dewa Terkesan dan Musnahkan Pandemi

Para pejabat mengaku penguburan di tepi sungai telah terjadi selama beberapa dekade di India.

Tetapi banyaknya jasad yang tersingkap akhir pekan lalu di tambah bayang-bayang pandemi, memunculkan kekhawatiran masyarakat.

Seorang juru bicara pemerintah negara bagian, Navneet Sehgal pada Minggu (16/5/2021) membantah laporan media yang menyebutkan ada lebih dari 1.000 mayat ditemukan di sungai dalam dua minggu terkahir.

Mayat itu diduga adalah korban pandemi Covid-19.

Baca Juga: Pesan Keputusasaan dari Rumah Sakit Delhi, Oksigen Langka Sementara Pasien Terus Membludak

"Saya yakin badan-badan ini tidak ada hubungannya dengan Covid-19," klaimnya.

Navneet Sehgal membuat alasan, beberapa penduduk desa memang tidak mengkremasi jenazah seperti adat.

Menurutnya, hal itu terjadi karena “biaya” tradisi Hindu selama beberapa periode melonjak tajam, yang secara religius penting dilakukan.

Karena tak mampu mengkremasi, ia meyakini warga India kemudian mengubur mayat di tepi sungai dengan menggali pasir dangkal.

Baca Juga: Bisa Jadi Pemicu Bencana Covid-19 di Indonesia, Pemerintah Kecolongan Gegara Kapal India Sampai di Riau, Kapten dan Beberapa Kru Dinyatakan Positif Virus Corona

Di sisi lain, Ramesh Kumar Singh, anggota Bondhu Mahal Samiti, sebuah organisasi filantropi yang membantu mengkremasi jenazah, mengatakan jumlah kematian warga sangat tinggi di daerah pedesaan.

Ia menyebut, orang-orang miskin memang banyak yang membuang jenazah di sungai karena mahalnya biaya kremasi.

Biaya kremasi meningkat tiga kali lipat menjadi 15.000 rupee, setara kurang lebih Rp 3 juta.

Pada Sabtu (15/5/2021), seorang jurnalis foto Associated Press memperkirakan setidaknya ada 300 kuburan tepi sungai yang dangkal, di lahan pasir yang luas dekat Prayagraj.

Baca Juga: Warga India Dilanda Depresi, Pemandangan Mengerikan Ratusan Mayat Dibuang di Sungai Gangga, Mengapung dan Membusuk

Setiap kuburan ditutupi oleh kain jingga, kuning atau kemerahan dan diletakan dengan arah yang sama.

Beberapa polisi berada di tempat kejadian. Tetapi mereka tetap mengizinkan sebuah keluarga, yang datang dengan truk kecil, untuk menguburkan seorang wanita berusia 75 tahun di lokasi tersebut.

K.P. Singh, seorang perwira polisi senior, mengaku pihak berwenang telah mengalokasikan tempat kremasi di tepi sungai Prayagraj bagi mereka yang meninggal karena Covid-19, dan polisi tidak lagi mengizinkan penguburan di tepi sungai.

Pihak berwenang di negara bagian Sehgal telah menemukan "sejumlah kecil" mayat di tepi sungai, katanya, tetapi tidak memberikan angka.

Baca Juga: Ternyata Pembatasan di Indonesia Diadopsi Jokowi dari Strategi India, Kini India 350 Ribu Kasus Covid-19 per Hari

Namun, pada Minggu (16/5/2021), seorang Buddha berusia 30 tahun datang ke tepi sungai yang sama di Prayagraj bersama anggota keluarga lainnya dan menguburkan ibunya, yang katanya meninggal karena serangan jantung.

"Dia tidak terinfeksi Covid-19," kata Vijay Kumar kepada AP, menambahkan bahwa agamanya mengizinkan kremasi dan penguburan, "tetapi saya memilih penguburan."

Otoritas kesehatan India pekan lalu menemukan 71 mayat yang terdampar di tepi Sungai Gangga, di negara bagian Bihar yang berdekatan.

Pihak berwenang melakukan pemeriksaan mayat tetapi mengatakan mereka tidak dapat memastikan penyebab kematian karena pembusukan telah terjadi pada mayat.

Baca Juga: Rekor Kasus Baru Lampaui 400 Ribu dalam 24 Jam, Kengerian Tsunami Covid-19 India, Kremasi Dilakukan di Tempat Parkir

Selusin mayat juga ditemukan pekan lalu terkubur di pasir di dua lokasi di tepi sungai di distrik Unnao, 40 kilometer (25 mil) barat daya Lucknow, ibu kota negara bagian Uttar Pradesh.

Hakim Distrik Ravindra Kumar mengatakan, penyelidikan sedang dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kematian.

Tetapi perlu diingat, bahwa dua negara bagian besar India, Uttar Pradesh dan Bihar, dengan total hampir 358 juta orang, termasuk di antara yang terparah dalam gelombang kedua Covid-19 India dengan jumlah kematian yang mengerikan.

Di tengah tekanan infeksi yang membrutal, para penduduk desa yang ingin berobat banyak yang tewas dalam perjalanan menuju ke rumah sakit.

Baca Juga: 60 WN India Bikin Onar Saat Diminta Isolasi, Negaranya Diketahui Sedang Tsunami Covid-19, Anggota DPRD DKI Resah: Indonesia Harus Tegas!

Jumlah kasus harian di India bahkan melaporkan lebih dari 300 ribu kasus baru dalam 24 jam.

Rekaman-rekaman yang beredar di sosial media menunjukkan kengerian Covid-19 di India.

Mayat-mayat bergelempangan, oksigen kekurangan, kerumunan tak terelakkan. (*)

Source : Kompas.com

Editor : Rifka Amalia

Baca Lainnya

Latest