Sejak kudeta 1 Februari, ledakan-ledakan kecil menjadi lebih sering terjadi akhir-akhir ini.
Ledakan itu sering terjadi di kota-kota di Myanmar, beberapa di gedung-gedung pemerintah atau militer.
Junta militer yang berkuasa mengklaim banyaknya ledakan sebagai yang bukti dari pemberontakan dengan kekerasan oleh para pendukung pemerintahan Aung San Suu Kyi yang digulingkan.
Diketahui Aung San Suu Kyi telah ditangkap pada hari kudeta.
Berbeda dengan klaim junta, pemerintah persatuan yang terdiri dari mantan politisi, kelompok pro-demokrasi, dan tentara etnis minoritas mengatakan, ledakan itu diatur oleh militer yang berusaha untuk mempertahankan kekuasaan dengan membasmi musuh-musuhnya.
MRTV memberitakan, ledakan terjadi pada hari Rabu di sebuah stasiun bus di Mandalay serta di sebuah bank dan perusahaan telekomunikasi milik militer di ibu kota Naypyitaw.
Hal ini mendorong seruan pemimpin junta Min Aung Hlaing untuk "tindakan efektif" terhadap para pelaku.
"Mereka menghancurkan negara," kata Min Aung Hlaing.
MRTV juga melaporkan bahwa surat perintah penangkapan sedang diminta untuk 40 pekerja medis dan guru yang dituduh mempromosikan kampanye pembangkangan sipil.
Phoe Thaw, yang ditangkap Junta, terkenal di Myanmar dan digambarkanmemegang tanda yang menantang Min Aung Hlaing selama protes anti-kudeta.