Saat itu Andalusia adalah pusat pembelajaran yang hebat bagi para insinyur, arsitek bahkan ilmuwan.
Sama halnya dengan Baghdad, Cordova merupakan pusat budaya kembar seni dan sains Islam masa itu.
Saking banyaknya ilmuwan muslim kala itu, diwilayah tersebut banyak sekali orang yang memiliki gelar ganda.
Abbas muda kala itu belajar ilmu kedokteran dan astrologi namun ia sangat tertarik dengan teknik yang mengantarkannya menjadi salah seorang penemu hebat.
Penemuannya mengenai mesin penerbangan dimulai kala dirinya melihat seorang ilmuwan bernama Armen Firman pada tahun 852 masehi sedang menguji coba sesuatu.
Armen kala itu melompat dari menara masjid agung di Qurtuba hanya menggunakan alat yang dibuatnya sendiri dari bingkai kayu dan sutra.
Hebatnya lagi Armen jatuh dari ketinggian puluhan meter hanya mengalami luka ringan lantaran bantuan alat buatannya tersebut.
Hal itu membuat Abbas semakin penasaran apakah dirinya bisa terbang layaknya seekor burung.
Tepat 23 tahun setelah ia menyaksikan percobaan Armen tersebut Abbas akhirnya memberanikan diri membuat mesin penerbangan sederhana.
Pada 875, Abbas membuat mesin penerbangannya sendiri dari kerangka bambu, yang dilapisi kain sutra, yang dijahit dengan bulu elang asli.