Mesin penerbangan itu digantung dan mengontrol pergerakan sayap.
Ia membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan studinya tentang avionik dan memuaskan dirinya atas keandalan mesinnya.
Akhirnya pada usia 70 tahun, dia memutuskan untuk melompat dari tebing di perbukitan Arus Jabal Al, untuk mendemonstrasikan penemuannya.
Dia mengundang hadirin untuk menyaksikan demonstrasi penemuannya tersebut dan memberitahu mereka bahwa jika penemuannya berhasil, dia akan langsung memberitahu mereka tentang hal itu.
Dia menyelesaikan penerbangan hampir 10 menit dengan mengepakkan sayapnya ke atas dan ke bawah.
Sayangnya, dia tidak berhasil mendarat dan menghantam tanah dengan kekuatan yang menyebabkan cedera serius di punggungnya.
Setelah penerbangan pertama itu ia melanjutkan studinya soal bidang avionik.
Namun, dia tidak mencoba terbang lagi. Dia mempelajari kekurangan dari pendaratannya dan sampai pada kesimpulan bahwa ia membutuhkan ekor untuk berperan sebagai kemudi untuk mengendalikan penerbangan.
Dia menulis sebuah buku di mana dia menekankan pentingnya memiliki ekor untuk menstabilkan penerbangan.