Sosok.ID -Kamis (29/4/2021), China memperingatkan Amerika Serikat agar tidak memaksakan cita-cita demokrasinya.
China juga mengkritik sanksi perdagangan dan langkah militer AS.
Pernyataan itu muncul setelah pidato pertama Biden di Kongres, di mana pemimpin AS itu menempatkan fokus baru pada diplomasi dan mengatakan bahwa AS bersaing dengan China dan lainnya untuk memenangkan abad ke-21.
Biden menambahkan bahwa "para otokrat berpikir demokrasi tidak dapat bersaing", sambil mencatat bahwa AS menyambut baik persaingan dan tidak mencari konflik.
Ditanya tentang pidato tersebut, juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin mengatakan itu normal bagi AS dan China untuk bersaing di beberapa daerah.
"Tapi kompetisi semacam ini haruslah balapan di trek dan lapangan, bukan duel sampai mati," katanya dalam jumpa pers reguler, Kamis (29/4), dilansir Sosok.ID dari Channel News Asia.
Wang juga memperingatkan bahwa "memaksa negara lain untuk menerima sistem demokrasi seseorang ... hanya akan menciptakan perpecahan, meningkatkan ketegangan dan merusak stabilitas".
Dalam pidatonya, Presiden Biden juga mengatakan bahwa AS akan melawan praktik perdagangan yang tidak adil seperti subsidi bagi perusahaan milik negara dan pencurian kekayaan intelektual.
Sehari setelah pidato tersebut China mengecam AS karena "melanggar prinsip pasar persaingan yang sehat" dan "mempolitisasi" masalah seperti ekonomi, perdagangan dan teknologi, sehubungan dengan perang perdagangan antara kedua negara dalam beberapa tahun terakhir.
"China berkomitmen untuk mengembangkan hubungan dengan AS berdasarkan non-konflik dan non-konfrontasi," kata Wang.
Sementara Biden mengatakan kepada Presiden China Xi Jinping bahwa AS akan mempertahankan kehadiran militer yang kuat di Indo-Pasifik untuk mencegah konflik (seperti yang terjadi dengan NATO di Eropa).