Menristek menuturkan hal ini menjadi peluang indonesia menciptakan pabrik baterai di mana bijih nikel merupakan komponen utama dalam baterai lithium.
Baca Juga: Bau Gosong Kampas Rem Tercium Sebelum Bus Jatuh ke Jurang di Sumedang, Sopir : Rem Blong
"Hal tersebut diharapkan juga dapat mengurangi ketergantungan impor serta menciptakan kemandirian energi sehingga dapat bersaing dengan bangsa lain," urainya.
Kemenristek BRIN sudah mengembangkan beberapa produk inovasi pengaplikasian baterai lithium yang di antaranya adalah fast charger, baterai fast charging, daur ulang baterai, material baterai, hingga pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB). (Reynas Abdila)
Pemerintah pun berupaya terus mendorong produk-produk inovasi tersebut melalui beberapa kebijakan antara lain peningkatan penggunaan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
Selain itu juga ada insentif pajak super tax deduction yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 153/PMK.010/2020 tentang Pemberian Pengurangan Penghasilan Bruto atas Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Tertentu Di Indonesia.
"PMK 153 mestinya bisa meningkat peningkatan inovasi khususnya pengembangan kendaraan listrik," harapnya.
Dengan kata lain, saat ini Indonesia bisa dikatakan sebagai salah satu negara penting di dunia teknologi modern.
Hal itu lantaran Indonesia menjadi pemasok cukup besar bahan nikel yang berguna untuk pembuatan barang-barang berteknologi tinggi seperti saat ini.
(*)