Sosok.ID - Kondisi dan situasi Myanmar kini masih mencekam setelah insiden demonstrasi yang terjadi beberapa waktu ini.
Hal itu tak lain karena kudeta militer yang terjadi di Myanmar beberapa waktu lalu memicu kemarahan rakyat.
Bahkan ratusan ribu warga Myanmar menggelar aksi protes dengan turun ke jalan-jalan.
Namun itu tak menggentarkan tujuan junta militer Myanmar bahkan makin beringas dengan menggunakan kekerasan dalam menghalau demonstran.
Tak sedikit pula masyarakat Myanmar yang menjadi korban aksi demo tersebut hingga harus meregang nyawa.
Setidaknya sudah 36 warga Myanmar dikabarkan tewas setelah mendapatkan perlakuan kasar termasuk penembakan yang dilakukan oleh otoritas setempat.
Demi untuk tidak terjadinya hal yang sama termasuk jatuhnya korban jiwa ternyata ada cara yang terbilang unik yang dilakukan masyarakat Myanmar.
Warga Myanmar membalas tindakan junta militer tersebut menggunakan celana dalam dan rok perempuan.
Baca Juga: Myanmar Rusuh, Singapura Minta Warganya Agar Segera Minggat dari Sana Demi Keselamatan Jiwa
Meski aparat menggunakan peluru karet, gas air mata, meriam air hingga peluru tajam warga Myanmar tak gentar.
Dalam rangka menghalau kejaran aparat pada demonstran, warga menjemur celana dalam dan rok perempuan di sepanjang jalan.
Hal itu berkenaan dengan mitos yang dipercayai oleh masyarakat Myanmar yang telah dipercaya turun temurun.
Tindakan menjemur celana dalam dan rok perempuan disepanjang jalan dipercaya sebagai cara yang ampuh.
Tindakan seperti ini di dalam budaya Myanmar disebut sebgai Longyi.
Masyarakat mempercayai bahwa menjemur penutup tubuh bagian bawah wanita bisa menghisap kekuatan pria atau hpone dalam istrilah Myanamar saat pria tersebut menyentuhnya.
"Jika mereka sampai melewati longyi itu, maka hpone mereka akan meredup," kata aktivis Thinzar Shunlei Yi.
Bahkan hal itu terbukti cukup ampuh salah satunya membuat pasukan yang mengejar demonstran merasa malu.
Baca Juga: Setelah Myanmar, Giliran PM Armenia Nikol Pashinyan yang Hendak Dikudeta Militer
Ada beberapa laporan bahwa tak sedikit tentara yang mengaku takut menyentuh baju itu karena yakin bisa menghancurkan kekuatan mereka.
Oleh karena itu banyak aktivis dan demonstran Myanmar menggunakan celana dalam dan rok saat berunjuk rasa.
Salah satunya saat terjadi demonstrasi di seantero Yangon beberapa waktu lalu.
Mulai dari kawasan San Chaung hingga pinggiran. Membuat seorang prajurit harus berdiri di atas truk guna mencopotnya.
Baca Juga: Serangan Balik Facebook, Junta Militer Myanmar Dilarang Gunakan Instagram
Bahkan, ada longyi yang kini dipasangi pemimpin junta militer, Jenderal Senior Min Aung Hlaing.
Ada juga yang menaruh wajah Min di tanah kawasan perdagangan. Membuat aparat tentu berpikir dua kali saat menginjaknya.
Melansir dari AFP, Jumat (5/3/2021) Yangon, mantan ibu kota Myanmar menjadi berbeda sejak aksi menentang kudeta terjadi.
Di berbagai kawasan di wilayah tersebut banyak barikade darurat hingga sudah menjadi pandangan lumrah.
Bahkan beberapa kawasan seperti sudah menjadi zona perang setiap hari dimana massa menumpuk batu bata, ban bekas hingga kawat berduri.
Menurut catatan PBB, lebih dari 50 orang tewas di mana muncul video memperlihatkan pengunjuk rasa ditembak di kepala.
Salah satunya adalah Kyal Sin, gadis 19 tahun yang tewas di Mandalay pada Rabu (3/3/2021), saat memakai kaus "segalanya akan baik-baik saja".
(*)