Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Bagai Langit dan Bumi, Saat Tetangga Riuh Borongan Ratusan Mobil Berkat Ganti Untung Pertamina, Tasimah Tak Dapat Apa-apa: Saya Lihat Aja

Rifka Amalia - Sabtu, 20 Februari 2021 | 19:00
Mbah Tarsimah tak punya lahan untuk dijual ke PT Pertamina seperti para tetangganya.
SURYA.CO.ID/M Sudarsono

Mbah Tarsimah tak punya lahan untuk dijual ke PT Pertamina seperti para tetangganya.

Sosok.ID - Belum lama ini warga Tuban membuat heboh netizen karena borongan membeli mobil dalam waktu berdekatan setotal 176 mobil.

Rupanya mereka ketiban rezeki nomplok usai menjual tanah ke PT Pertamina.

Namun di tengah riuhnya orang-orang memanfaatkan hasil penjualan itu, Tarsimah hanya duduk diam menyaksikan para tetangganya.

Ia hanya bisa mendengar suara riuh dari para tetangganya yang menjual lahan untuk proyek kilang minyak Grass Root Refinery (GRR), patungan Pertamina-Rosneft asal Rusia.

Baca Juga: Beneran Ketiban Durian Runtuh, Dulu Hidup Susah Kini Jadi Miliarder, Pria Ini Tak Menyangka Dapat Ganti Untung Rp 15,8 Miliar dari Kilang Minyak Pertamina di Tuban

"Tidak dapat apa-apa saya, ya hanya lihat orang yang jual tanah saja pada senang," katanya ditemui di rumah, Jumat (19/2/2021).

Ia mengaku, tak punya lahan untuk dijual ke perusahaan plat merah, hingga dia hanya menyaksikan keriuhan di kampungnya saat orang ramai-ramai beli mobil.

Bahkan jangankan tanah, untuk mencukupi kehidupan sehari-hari saja ia harus bertahan dengan bantuan dari pemerintah.

Di dinding depan rumahnya, tertempel pamflet penerima bantuan pangan non tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH).

Baca Juga: Lainnya pada 'Foya-foya' Borong Mobil Dapat Duit Ganti Untung Pertamina, Warga Tuban Ini malah Ngaku Dibikin Tekor, Rp 4 M Kurang?

"Tidak punya tanah, ya hanya rumah ini. Saya dan suami sudah tidak kerja, dapat bantuan dari pemerintah," ujarnya.

Di rumah itu ia tinggal bersama Parman (70) suaminya, yang kini mengalami sakit tidak bisa jalan.

Tarsimah, warga Dusun/Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, yang tidak mendapatkan berkah menjual tanah ke Pertamina, Jumat (19/2/2021).
SURYA.CO.ID/M Sudarsono

Tarsimah, warga Dusun/Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, yang tidak mendapatkan berkah menjual tanah ke Pertamina, Jumat (19/2/2021).

Kondisi itu membuatnya harus tetap bertahan dengan segala keterbatasan.

Ia juga bercerita saat ini kedua anaknya sudah tidak tinggal serumah, melainkan telah berkeluarga. Ada yang tinggal di luar kota.

"Ya seadanya bertahan, melihat tetangga pada jual tanah ya saya tidak bisa apa-apa, tidak punya lahan untuk dijual juga," ungkap sambil bersandar di pintu masuk.

Baca Juga: Dalam Sekejap 176 Mobil Diborong Tetangganya, Sosok Pengunggah Video Satu Desa Beli Mobil di Tuban Justru Tak Ikut Beli Mobil, Tapi Hartanya Langsung Ludeh Untuk Ini!

Sementara itu, pendamping Bantuan Sosial Pangan (BSP) atau Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Jenu, Imron mengatakan, sebelumnya ada 288 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BPNT di Desa Sumurgeneng.

Namun, setelah diverifikasi atas viralnya kampung miliarder, ditemukan 27 KPM yang dianggap sudah mampu karena telah menjual lahan ke Pertamina.

Kemudian mereka yang dianggap sudah mampu dicoret sebagai penerima BPNT melalui aplikasi sistem informasi kesejahteraan sosial next generation (SIKS-NG).

"Sudah diverifikasi oleh petugas, yang mendapat ganti untung lahan harus dikeluarkan dari penerima BPNT," tutup Imron.

Baca Juga: Heboh Warga Satu Desa di Tuban Mendadak Kaya Raya, Ternyata Bermula dari Pesan Presiden Jokowi ke Ahok Ini: Salah Satu Kilang Terbesar di Negara Kita

Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto menyatakan, hingga kini sejak pencairan penjualan tanah warga untuk proyek kilang minyak Grass Root Refinery (GRR), sudah ada 176 mobil baru yang dibeli.

Mobil yang dibeli warga itupun berbagai macam jenis, seperti Toyota Kijang Innova, Honda HR-V, Toyota Fortuner, Mitsubishi Pajero dan Honda Jazz.

"Sudah ada 176 mobil baru yang datang, itu tidak langsung bersamaan, yang datang bareng ya 17 mobil minggu kemarin," ujarnya.

Gihanto menambahkan, ada 840 KK warga di desanya, namun yang lahannya dibeli perusahaan plat merah sekitar 225 KK.

Baca Juga: Video Pembelian 176 Mobil Baru oleh Warga Tuban Bikin Bertanya-tanya, Ternyata Sumber Uangnya dari Pemerintah

Harga yang diterima warga untuk penjualan tanah per meter mulai dari Rp 600-800 ribu. Sehingga penjualan yang didapat warga rata-rata mencapai miliaran rupiah.

Untuk penjualan tanah paling sedikit Rp 36 juta, paling banyak warga sini Rp 26 miliar, sedangkan ada warga luar mendapat Rp 28 miliar.

"Kalau rata-rata Rp 8 miliar, satu rumah ada yang beli 2-3 mobil. Sisanya buat beli tanah lagi, tabungan, bangun rumah dan usaha," pungkasnya.

Sekadar diketahui, lahan warga dihargai apraisal Rp 600-800 ribu per meter, menyesuaikan lokasi.

Baca Juga: Bikin Gegar, Warga Satu Desa di Tuban Ini Tiba-tiba Bareng-bareng Borong Mobil Mewah Baru, Ternyata Ini Sebabnya!

Kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang minyak GRR seluas 821 hektare. Rinciannya, lahan warga 384 hektare, KLHK 328 hektare dan Perhutani 109 hektare.

Investasi kilang minyak dengan nilai 16 miliar USD atau setara 225 triliun itu rencananya akan beroperasi di 2026. Di mana kilang GRR ditarget mampu produksi 300 ribu barel per hari.

(SURYA.CO.ID)

Source :Surya.co.id

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x