Sosok.ID -Kekuatan militer akan efektif jika digabungkan dengan kemampuan penginderaan jarak jauh.
Karena dengan adanya informasi mengenai posisi lawan maka pengerahan kekuatan pemukul bisa tepat sasaran.
Bayangkan jika itu tidak ada maka pengerahan pasukan hanya jadi buang-buag sumber daya.
Tentara Pembebasan Rakyat China pada hari Rabu (27/1) telah berhasil melakukan uji coba penerbangan terbaru untuk pesawat pengintai KJ-600. Dikutip dariSouth China Morning Post, uji coba berlangsung Rabu pagi di Xian.
KJ-600 merupakan pesawat peringatan dini pertama yang dikembangkan di dalam negeri China, saat ini sedang dalam tahap akhir pengembangan.
Jon Grevatt, nalis Asia-Pasifik di media industri pertahanan Janes, mengatakan radar AESA baru akan memberi KJ-600 jangkauan yang lebih besar untuk mendeteksi dan melacak target.
"Ini akan memberikan China kesadaran situasional yang ditingkatkan, sekaligus memberi pemahaman yang lebih baik tentang apa saja ancaman yang masuk," ungkapnya seperti dikutipSouth China Morning Post.
Lebih lanjut, Grevatt menjelaskan bahwa kemampuan tersebut akan sangat bermanfaat saat China ingin memantau wilayah yang luas seperti Laut China Selatan atau Laut China Timur.
Menurut Grevatt, pengaplikasian KJ-600 sama seperti pengganda kekuatan untuk kapal induk, karena mereka tidak hanya memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan ofensif menggunakan pesawat tempur, tetapi juga mendapatkan pemahaman yang lebih baik untuk megintai.
Dengan KJ-600, China kini menjadi satu-satunya negara ketiga di dunia, setelah AS dan Perancis, yang memiliki pesawat peringatan dini sayap tetap berbasis kapal induk. AS dan Perancis sendiri menggunakan pesawat E-2 Hawkeye buatan AS.
Negara pesaing lain seperti Inggris dan India saat ini masih menggunakan helikopter untuk menjalankan peran serupa, tentunya dengan jangkauan yang lebih pendek.
Namun tetap saja kemampuan KJ-600 masih kalah dengan kemampuan intelijen elektronika US Navy.(*)
Sumber : Kontan