Kejadian mencengangkan pun terjadi saat Unang melontarkan candaan pada pasukan pengawal presiden yang berjaga di pintu masuk.
Karena membawa keris, Unang mendapatkan teguran dari pasukan pengawal presiden.
"Keris kena detektor, 'saudara bawa senjata tajam', Unang sok kepedean kalau paspampres kenal dia, kapan nonton TV, orang ngawal presiden terus, enggak tahu Unang dong," ujar Miing.
"Saya kan jadi Kardiman orang Jawa, kenapa pakai keris, karena kalau pakai silet kekecilan," imbuhnya.
"Jangan bergurau saudara!," tandasnya.
"Wah Unang pucat, siapa yang meloloskan itu ke dalam, ibu menteri jemput ke depan, baru boleh masuk," jelasnya.Hingga akhirnya, Miing dan personel Bagito yang lain diperbolehkan masuk.
Selama di belakang panggung pun, Bagito dikawal oleh seorang kolonel bersenjata.
"Kita disimpan di backstage, yang nunggu kita kolonel, kakinya selonjor gini kan, kanan kiri ada pistol di kaki, kan gue lihat," ucap Miing.
"Buset kita ngelawak enggak ada pistol saja belum tentu lucu, kita deg-degan," imbuhnya.
"Waktu Pak Harto pidato, Unang lihat ke jendela, dicengkeweng sama dia, 'dek duduk!', aduh nyut-nyutan," tandasnya.