Sebab, ada empat genteng yang dibuka, pelaku kemudian masuk lewat plafon, dan turun ke kamar belakang. "Dan keluar lewat pintu belakang," ujarnya.
Usai kejadian itu, warga pun melaporkannya ke polisi. "Sudah lapor polisi. Ini maling tega, biadab. Lagi berduka juga," ungkapnya.
Hal senada dikatakan tetangga korban bernama Opung (66) yang mengatakan bahwa pencuri itu diduga masuk ke rumah korban dari bagian belakang.
Sambungnya, pencuri tersebut kemudian naik ke atas sebagai tempat toren lewat belakang rumah, lalu menggeser empat genteng dan menjebol plafon yang tembus di satu kamar.
"Kalau keluar, malingnya lewat pintu belakang karena memang pintunya hanya dikunci slot, jadi mudah dibuka," kata Opung dikutip dari TribunBanten.com.
Sementara tetangga korban lainnya, Dedi Kuswara (44) mengatakan bahwa korban mengontrak di rumah tersebut. Pasca-kejadian itu, pemilik rumah sudah melaporkannya ke polisi.
"Di sini beliau ngontrak. Pemilik rumah ini sudah melapor polisi," katanya dikutip dari TribunBanten. Kata Dedi, warga sekitar juga tidak tahu pasti barang apa saja yang hilang.
Baca Juga: Inilah Rekaman Suasana Terakhir Sriwijaya Air SJ 182 Sebelum Jatuh, Diduga Satu-satunya
"Yang warga tahu barang yang hilang itu sepeda anak, dorongan bayi, dan tabung gas," ujarnya. Diketahui, Arneta beserta ketiga anaknya Zurisya Zuar (8), Umbu Kristin Zia (2), dan Fao Nuntius Zai yang masih bayi menjadi korban pesawat Sriwijaya Air saat akan terbang ke Pontianak, Kalimantan Barat, untuk bertemu dengan suaminya Yaman Zai (43) yang bekerja di sana.
Kisah Yaman Zai sendiri saat menunggu Arneta dan ketiga anaknya di Bandara Supadio Pontianak, sempat menjadi sorotan.
Jarang bertemu keluarga karena bekerja satu tahun lebih di Pontianak, Yaman menanti kedatangan anak-anak dan istrinya. Tetapi takdir berkata lain.