Pertama kali ditugaskan pada tahun 2017, kapal induk tersebut memiliki berat 65.000 ton dan panjang 280 meter.
Kapal induk Queen Elizabeth diharapkan bisa melakukan latihan bersama dengan Pasukan Bela Diri Jepang dan militer AS saat nanti berkunjung ke wilayah sekitar rantai Kepulauan Nansei, barat daya Jepang.
Dalam pertemuan virtual Kamis (14/1) kemarin, Kishi dan Wallace sepakat bahwa kedua negara akan sangat menentang setiap upaya sepihak untuk mengubah status quo di Laut China Selatan dan Timur lewat jalur kekerasan.
Meskipun tidak menyebut negara mana yang dimaksud, tapi pernyataan kedua negara sepertinya tertuju pada China yang semakin aktif di Laut China Selatan sepanjang tahun lalu.
China secara agresif menekan klaim teritorialnya di perairan tersebut sehingga meningkatkan ketengan dengan banyak negara, termasuk Jepang.
Bukan hanya China, kedua negara juga menyatakan kekhawatirannya terhadap upaya Korea Utara yang tengah berupaya memperkuat diri dengan sejumlah senjata nuklir berkekuatan besar.
Ke depannya, Jepang dan Inggris setuju untuk memperkuat kerja sama pertahanan serta mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Kedua negara juga berencana melakukan pembicaraan lebih lanjut yang melibatkan menteri luar negeri.
Bak sebuah genderang perang yang ditabuh, negara-negara Barat terkesan ingin sudutkan China.