Follow Us

Capek-capek Bikin Onar, Trump malah Jadi Presiden Pertama Sepanjang Sejarah AS yang Bakal Dimakzulkan 2 Kali, Semua Ingin Mendepaknya Keluar dari Gedung Putih

Rifka Amalia - Rabu, 13 Januari 2021 | 12:00
Donald Trump
Tangkap layar ndtv.com.

Donald Trump

DPR Demokrat, lebih dari 300 sejarawan dan ahli hukum konstitusi dan bahkan segelintir dari Republik (partai Trump), berpendapat bahwa Trump menimbulkan bahaya jika ia menjabat semakin lama setelah mendorong kerusuhan.

"Kami tidak bisa membiarkan ini tidak terjawab," tulis Rep. David N. Cicilline (D-R.I.) Dalam op-ed New York Times, berbicara mewakili banyak orang di partainya.

“Setiap hari, Tuan Trump semakin putus asa. Kita tidak boleh membiarkan dia mengancam keamanan negara kita lebih lama lagi," lanjutnya.

Baca Juga: Tak Ada Kata Kalah dalam Kamus Hidupnya, Trump Tekan Pejabat Georgia Batalkan Kemenangan Joe Biden, Rekaman Teleponnya Viral: Tidak Ada Jalan!

Bagaimana cara kerja pemakzulan di DPR?

Pemakzulan di DPR akan berjalan cepat, setidaknya paruh pertama di DPR, yang merupakan ruang di mana Konstitusi mengatakan semua impeachment harus berasal.

Tidak ada dalam aturan yang mengatakan DPR harus mengadakan sidang berbulan-bulan, atau bahkan sidang apa pun, untuk mendakwa seorang presiden, kata Josh Chafetz, pakar hukum konstitusional di Georgetown Law.

Dia mencatat bahwa DPR memakzulkan Andrew Johnson bahkan sebelum anggota parlemen menyelesaikan artikel pemakzulan.

Baca Juga: Bukannya Tak Sadar Sudah Dikalahkan oleh Biden, Trump Ternyata Memang Sengaja Akting Tolak Hasil Pemilu AS 2020 untuk Tujuan Ini

Sementara itu, Partai Demokrat memperkenalkan satu artikel pemakzulan terhadap Trump pada hari Senin (11/1/2021) dan membuat rencana untuk memilihnya dalam waktu seminggu setelah amukan di Capitol jika Kabinet Trump tidak bertindak untuk mengeluarkan presiden lebih cepat.

Hanya dibutuhkan mayoritas di DPR untuk memakzulkan seorang presiden, dan Demokrat memegang mayoritas itu, yang tampaknya memiliki suara untuk mendakwa Trump untuk kedua kalinya.

Source : Washington Post

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest