Berdasarkan laporan Kepala Staf Gabungan (JSC) Korsel, pesawat bomber China ini memasuki zona pertahanan udara diikuti dengan 15 pesawat Rusia.
Demi menimalisir kejadian yang tak diinginkan, militer Korea Selatan langsung mengirim jet tempur angkatan udara sebagai tindakan taktis.
Dikutip Sosok.ID dari Kontan.co.id, Jumat (25/12/2020) militer Korsel mengatakan sebelumnya China memang telah mengabarkan bahwa militernya akan melakukan latihan rutin.
"Insiden ini tampaknya menjadi latihan militer bersama antara China dan Rusia tetapi membutuhkan analisis lebih lanjut," kata JCS.
Dilaporkan kantor berita Yonhap, Kementrian Luar Negeri Korsel langsung menghubungi China dan Rusia.
Kementrian Luar Negeri Korsel meminta kepada dua negara tersebut agar kejadian ini tidak boleh terulang kembali.
Di sisi lain, mengutip dari Kontan.co.id dan SCMP, juru bicara Kementrian Luar Negeri China, Zhao Lijian mengatakan bahwa misi tersebut adalah bagian rencana kerjasama tahunan antara China dan Rusia.
Tidak ada pihak ketiga yang menjadi tujuan jadi misi tersebut.
"Selama pelatihan ini, pesawat tempur China dan Rusia mematuhi hukum internasional dan tidak memasuki ruang udara Korea Selatan," katanya kepada wartawan.
Melalui pernyataan terpisah, Kementerian Pertahanan China mengatakan bahwa kehadiran pesawat pembom China dan Rusia hanyalah sekadar patroli atau latihan rutin.