Senator Panfilo Lacson, yang juga mantan kepala Kepolisian Nasional Filipina, mengutuk penembakan itu dan meminta polisi untuk meminta pertanggungjawaban Nuezca.
"Saya memerintahkan pimpinan Kepolisian Nasional Filipina untuk tidak menunjukkan belas kasihan," ucapnya, dilansirdari Rappler.com.
"Mereka seharusnya tidak berusaha untuk memastikan bahwa dia membusuk di penjara. Dia adalah polisi terakhir yang mereka butuhkan di kepolisian," kata anggota parlemen itu dalam sebuah pernyataan.
Lacson juga mengatakan, polisi harusnya menyerahkan senjata ke unit saat mereka tidak sedang bertugas.
Namun Nuezca justru menggunakannya untuk menembak mati warga sipil.
“Polisi harus menyerahkan senjata api yang mereka keluarkan kepada armorer unit atau petugas pasokan ketika dalam status tidak bertugas."
"Artinya, mereka tidak boleh diberikan Izin Membawa Senjata Api di Luar Tempat Tinggal (PTCFOR) saat masih dalam dinas aktif,” kata senator itu.
Insiden kebrutalan polisi lainnya
Pembunuhan keluarga Gregorios hanyalah satu dari beberapa insiden kebrutalan dan maraknya penyalahgunaan wewenang oleh polisi di pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte.
September lalu, kepala polisi Kawit, Cavite, Filipina dan 5 orang lainnya dipecat atas dugaan penangkapan ilegal setelah polisi Kawit terlihat dalam sebuah video yang secara paksa menyeret seorang wanita keluar dari rumahnya di depan anak-anaknya.