Di balik dari kecelakaan tersebut membuat kekhawatiran bagi pihak Korea Utara.
Melansir dari Express.co.uk, orang-orang Korea Utara meyakini kecelakaan kereta api yang biasanya digunakan sebagai jalur dari Pyongyang ke Manpo bukan hal yang wajar.
Mengutip dari Daily NK, apalagi ada salah satu gerbong dalam kereta tersebut membawa pejabat penting.
“Ada kerugian besar di gerbong nomor 5, yang membawa petugas penghubung yang dikirim dari atas untuk menyampaikan perintah pelatihan, pasukan komunikasi yang membawa surat militer setiap hari, dan personel kembali ke unit mereka sebelum dimulainya musim dingin pelatihan di bulan Desember."
“Korban tewas termasuk komandan departemen teknis komando distrik Provinsi Chagang, seorang kolonel senior berusia 56 tahun dan kepala departemen politik Akademi Militer Lee Jae Sun, seorang kolonel berusia 55 tahun," jelas sumber tersebut.
"Dengan banyak perwira dan tentara yang terbunuh atau terluka saat menjalankan bisnis resmi, pihak berwenang dilaporkan menganggap tergelincirnya kereta merupakan masalah nasional."
Komite partai Provinsi Chagang mengatakan kecelakaan itu adalah "masalah serius".
Mereka juga khawatir bahwa kereta diktator Kim Jong-un terlibat dalam kecelakaan itu.
"Kecelakaan itu bisa merusak keamanan kepemimpinan revolusioner kami seandainya kereta pemimpin Korea Utara Kim Jong Un lewat pada saat itu."