Institut Energi Korea Fusion mengumumkan sekitar seminggu yang lalu bahwa reaktornya telah berhasil beroperasi pada suhu 100 juta derajat Celcius setidaknya selama 20 detik.
Yang Qingwei, kepala insinyur Institut Sains Fusion CNNC di Institut Fisika Barat Daya, dikutip oleh Xinhua pada hari Jumat mengatakan bahwa HL-2M dapat mencapai waktu pengurungan plasma magnetik hingga 10 detik.
“HL-2M adalah matahari buatan terbesar di China dengan parameter terbaik,” Xu Min, direktur institut tersebut mengatakan.
Fasilitas baru ini juga memiliki volume plasma tiga kali lipat dan intensitas arus plasma enam kali lipat dibandingkan dengan HL-2A.
Itu secara substansial akan meningkatkan penelitian dan pengembangan teknologi generator fusi di China, menurut pernyataan China National Nuclear Corporation (CNNC), yang mengawasi proyek tersebut.
Proyek itu akan menjadi "pilar penting" bagi ITER, di mana China menjadi anggotanya bersama dengan Amerika Serikat, India, Jepang, Rusia, dan Korea Selatan.
Perangkat fusi nuklir HL-2M China ini ditampilkan di laboratorium penelitian di Chengdu, provinsi Sichuan pada hari Jumat.
China bertujuan untuk mengembangkan teknologi fusi karena berencana membangun reaktor eksperimental paling cepat tahun depan, membangun prototipe industri pada 2035 dan mulai digunakan secara komersial skala besar pada 2050.
Beijing merilis pada bulan November cetak biru pengembangan teknologi nasional yang berkomitmen untuk mencapai terobosan dalam teknologi utama dan inti termasuk kecerdasan buatan, ilmu kedirgantaraan, dan eksplorasi bumi dan laut dalam.