"Saya berharap melihat kedua belah pihak menjunjung tinggi semangat non-konflik, non-konfrontasi, saling menghormati dan kerja sama win-win, dan fokus pada kerja sama sambil mengelola dan mengendalikan perselisihan," tambah Xi, menurut Xinhua.
Baca Juga: Trump Sebenarnya Sadar Penuh Sudah Kalah Tapi Gengsi, Bakal Nyalon Presiden Lagi di Pilpres 2024
Tidak ada tanggapan langsung atas pesan Xi dari Biden, yang sebelumnya menyebut Xi sebagai "preman" selama kampanye.
Terlepas dari nada damai dari pesan tersebut, Xi pada hari yang sama memerintahkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) untuk meningkatkan upaya modernisasi mempersiapkan pertempuran.
Pesan Xi adalah yang terbaru dari serangkaian pesan publik baru-baru ini kepada PLA yang memerintahkan peningkatan kesiapan dan modernisasi di tengah meningkatnya ketegangan dengan AS atas Taiwan, Hong Kong, penumpukan China di China Selatan, tanggapan terhadap pandemi global, serta tarif dan perdagangan.
Dalam pernyataan singkatnya pada 13 November, Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa China "menghormati pilihan rakyat Amerika" dalam memilih Biden.
Xi Jinping tetap diam selama 12 hari. Tetapi pada tahun 2016, Xi memberi selamat kepada Trump pada 9 November, tepat sehari setelah pemilihan.
Awal pekan lalu, Putin mengatakan dia belum siap memberi selamat kepada Biden.
Ia menyebut akan menunggu "diakhirinya kebuntuan politik domestik" di AS yang disebabkan oleh penolakan Donald Trump untuk menyerah dan gugatan pengadilan yang diajukan oleh tim hukumnya.
Dalam sebuah wawancara dengan TV pemerintah Rusia 22 November, Putin mengatakan "tidak ada motif tersembunyi, bahwa kami menyukai seseorang, atau bahwa kami tidak menyukai seseorang" di balik menahan ucapan selamat.