Follow Us

Tidak Ada yang Berubah, China Tetap Jadi Musuh Utama AS Dibawah Pemerintahan Biden, Bisa Makin Terseok-seok

Rifka Amalia - Selasa, 10 November 2020 | 19:13
Presdien terpilih Amerika Serikat, Joe Biden.
Instagram @joebiden

Presdien terpilih Amerika Serikat, Joe Biden.

Sosok.ID - Joe Biden baru saja dinyatakan menang sebagai presiden terpilih dalam pemilihan umum Amerika Serikat (AS).

Biden yang unggul dalam perolehan suara elektoral daripada Trump, masih menyisakan banyak tanda tanya terkait kebijakannya.

Sosok-sosok pejabat yang bakal digandeng presiden dari Partai Demokrat itu pun menyisakan rasa penasaran.

Namun kemungkinan besar Biden akan mengisi sebagian kabinetnya dengan nama-nama yang dulu berasal dari pemerintahan Barack Obama.

Baca Juga: Padahal Presiden yang Sekarang Musuh Besarnya, Tapi China Ogah Beri Ucapan Selamat kepada Joe Biden, Lebih Suka Donald Trump?

Dilansir dari Global Times, media Amerika VoA belum lama ini mengungkapkan daftar penasihat pontensial presiden terpilih AS Joe Biden tentang kebijakan China.

Termasuk mantan wakil menteri luar negeri Antony Blinken, mantan duta besar untuk PBB Samantha Power, mantan asisten menteri luar negeri untuk urusan Asia Timur dan Pasifik Kurt Campbell, wakil direktur di Pusat Keamanan Amerika Baru Ely Ratner, mantan penasihat keamanan nasional Jake Sullivan, Susan Rice, dan Thomas Donilon.

Menurut resume mereka, hampir semuanya berasal dari pemerintahan mantan presiden Barack Obama.

Biasanya, para penasihat ini kemungkinan besar akan menjadi anggota kabinet Biden.

Baca Juga: Keok 'Dihajar' Kemenangan Joe Biden di Pilpres AS, Trump Diisukan Ogah Angkat Kaki dari Gedung Putih, sang Mantu Turun Tangan Bujuk Mertua Terima Nasib

Oleh karena itu, sudut pandang mereka secara signifikan akan mempengaruhi kebijakan luar negeri pemerintahan Biden di masa depan.

Donilon pada 2019 menerbitkan sebuah artikel di majalah Luar Negeri, dengan alasan bahwa perang dagang Presiden AS Donald Trump adalah "cara yang salah untuk bersaing dengan China," dan AS harus fokus pada pembaruan, daripada proteksionisme.

Source : Global Times

Editor : Rifka Amalia

Baca Lainnya

Latest