Sosok.ID - Sebuah kabar mengejutkan kembali terdengar, dan nama Indonesia terseret di dalamnya.
Seorang pelaku kriminal berjuluk "Ratu Penipu Hollywood" kini sedang jadi perbincangan publik dunia.
Bahkan agen rahasia sekelas FBI kini sedang mendalami kasus penipuan yang menyangkut nama Indonesia tersebut.
Kasus ini terungkap setelah dilakukannya investigasi wartawan pada Biro Penyelidikan Amerika Serikat (AS).
Investigasi bahkan telah dituangkan dalam laporan podcast masalah kriminal Chameleon yang dilakukan oleh seorang wanita.
Wanita yang diduga kuat sebagai pelaku disebut sebagia Hargobind Punjabi Tahilramani.
Yang lebih mengejutkan sosok wanita penipu ulung itu disebut-sebut sebagai seorang warga negara Indonesia.
Meski pelaku diduga memegang status sebagai WNI, ia diketahui tinggal dan menetap di Inggris untuk saat ini.
"Kami sempat terpikir, kelompok kriminal yang berada di balik penipuan aneh ini, namun kami mengidentifikasinya sebagai pria Indonesia yang sendirian dan tinggal di Inggris sebagai kemungkinan tersangka."
"Hargobind Punjabi Tahilramani, sering dipanggil sebagai " Gobind," lahir di Jakarta dari keluarga berada pada hari Halloween, 31 Oktober 1979," tulis watawan di balik podcast itu, Vanessa Grigoriadis dan Josh Dean yang menulis investigasi ini di Vanity Fair.
Melansir dari BBC, pejabat KBRI di London, Widani Sayuoka mengatakan bahwa sosok yang diduga kuat sebagai pelaku penipuan itu ternyata tak terdaftar di data KBRI.
"Kami sudah cek di data lapor diri kami bahwa yang bersangkutan atas nama Hargobind Punjabi Tahilramani a.k.a Gobind, tidak terdaftar dalam database WNI KBRI London."
Apa yang diduga dilakukan oleh Tahilmarani - yang meniru banyak suara perempuan eksekutif Hollywood - adalah menipu para aktor tampan dan pihak lainnya, sebagian diminta melakukan percakapan seks lewat telepon.
Ia diduga menipu lebih dari 1 juta dollar AS (sekitar Rp14 miliar) dari para korbannya.
Salah satu suara yang pernah ia tiru adalah suara bernada tinggi mantan istri, raja media, Rupert Murdoch, Wendi Deng, sebagai upaya untuk menipu.
Penipuan yang tengah diselidiki FBI sejak tahun lalu itu, diduga dilakukan selama paling tidak lima tahun, dengan menjaring ratusan orang, untuk ditipu masing-masing ribuan dolar, menurut laporan podcast Chameleon.
"Di Inggris, dia dikenal sebagai orang yang berpengaruh dalam makanan melalui Instagram di bawah nama Pure Bytes and ISpintheTales. Dalam video sosial media, Tahilramani, yang belum menanggapi banyak permintaan kami untuk berkomentar, bermuka bulat dengan senyum ramah," tambah mereka.
Namun nampaknya wanita yang diduga kuat sebagai pelaku penipuan kini diketahui telah berpindah tempat tinggal ke kota Manchester.
Kemunculan dugaan dari wanita penipu sebagai seorang WNI muncul karena ada pemakaian bahasa Indonesia dalam aksi penipuan.
Dalam percakapan dalam bahasa Inggris itu, ia menyelipkan bahasa Indonesia, dia tidak suka mandi air hangat karena akan merasa, "Aduh, tenang, ingin tidur."
Dalam percapakan itu, ia juga mengatakan pengalaman masa kecilnya yang tak mengenakkan karena sering pernah "banci".
Ia juga mengatakan ia bertolak ke London dan mendapatkan hak tinggal di Inggris melalui pengacara di Hong Kong, karena ibunya lahir di wilayah China itu.
Nicoletta Kotsianas, direktur K2 Intelligence yang disewa oleh eksekutif Hollywood yang ditiru suaranya untuk penyelidikan penipuan ini, mengatakan penipu kemungkinan menghasilkan antara 1,5 juta sampai 2 juta dollar AS secara total.
"Para korban mengatakan mereka menyerahkan ratusan dolar per hari kepada supir sebagai 'biaya transportasi' dan sering juga ratusan dolar untuk 'izin foto' atau biaya lain yang disebut penting," Vanessa Grigoriadis dan Josh Dean.
"Ratu itu, menurut polisi Indonesia, memiliki paling tidak dua komplotan di Jakarta, yang menagih biaya. Menilik informasi yang kami dapatkan dari korban ... Ratu Penipu biasanya mendapatkan beberapa ribu dolar per korban - selain mereka yang ditipu beberapa kali, dan bolak balik ke Indonesia dan masih berharap untuk mendapatkan karier besar," tambah mereka.
Titik terang pengungkapan kasus penipuan pun semakin terendus gegara penepuan paspor palsu dari salah seorang korban, yakni penulis skenario film Long Island, Greg Mandarano.
Mandarano telah bertemu dengan si ratu enam kali dan dia kenal sebagai Anand Sippy (nama palsu lain).
Mandarano juga memiliki foto-foto orang ini, serta salinan paspor (Indonesia) dengan nama berbeda Gobind Lal Tahil.
Nama Gobind juga ternyata palsu.
Namun dari foto-foto yang dikirim ke Ben Decker, penyelidik informasi salah, ditemukan bahwa Gobind Lal ternyata terkait dengan Rudy Sutopo.
Kedua nama ini ditemukan melalui pengumuman satu perusahaan Indonesia yang meminta hak serial asing berjudul The Black Widow, yang rencananya akan diproduksi oleh dua pria itu.
Decken juga menemukan banyak hal tentang Rudy Sutopo, pengusaha Indonesia yang sepat dipenjara.
Rudy Sutopo tidak dapat dikontak namun mantan istri yang tidak mau disebut namanya menyebutkan bahwa Gobind - nama panggilan Tahilramani - adalah murid Rudy.
Mantan istri Rudy ini juga mengatakan Gobind saat ini tengah naik daun, tinggal di London dan bekerja untuk HBO, juga sebagai blogger makanan.
"Dia selalu mendengar kabar dia (Gobind). Hampir setiap hari, namun selalu melalui pesan langsung DM (direct message), dari salah satu dari banyak akun media sosialnya," tulis Vanity Fair.
Artis ini menyebut Tahilramani "teman baik namun tidak tahu nama keluarganya".
"Dia juga tidak punya nomor telepon atau email. Mereka sering berbciara, namun Gobind yang memulai. Keanehan ini tak pernah ia curigai, sampai kami memberi tahu dia tentang penipuan," tulis Vanessa Grigoriadis dan Josh Dean.
Kini pun FBI sedang memproses mengenai kasus penipuan di Hollywood tersebut.
Tak sampai di situ, FBI juga sedang menghimpun data mengenai korban-korban yang diundang oleh pelaku untuk datang ke Indonesia.
(*)