Peneliti di Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Gilang Kembara mengungkapkan bahwa langkah kedua negara sangat mengancam keberadaan negara-negara ASEAN.
Ditambah lagi bila perang benar terjadi di kawasan itu makan justru membuat keamanan wilayah semakin memburuk dan bisa berimbas besar bagi Indonesia.
AS pun mengklaim tindakan yang diambil adalah langkah pengamanan bagi negara ASEAN atas tindak pencurian ikan di kawasan Laut China Selatan yang semakin meningkat.
Dengan dalih AS berencana membuat perjanjian dengan Indonesia.
Namun hal itupun bisa dibantah langsung oleh Gilang dan ia bisa menerangkan sikap Indonesia atas apa yang dilakukan oleh AS.
"Tapi jika yang mereka tawarkan adalah kerja sama dengan Angkatan Laut AS, dan ini menjadi masalah (militer) ... pendekatan itu berlebihan karena menurut saya penangkapan ikan IUU bukanlah ancaman eksistensial bagi suatu negara."
Namun ada salah satu negara ASEAN yang dikabarkan akan sangat menyetujui langkah yang diambil AS dalam menekan Tiongkok di kawasan Laut China Selatan.
Negara tersebut tak lain adalah Filipina.
Jay L Batongbacal, direktur Institut Urusan Maritim dan Hukum Laut Universitas Filipina, menerangkan kemungkinan yang diambil oleh Filipina.
Menurutnya, Filipina akan secara terbuka menerima tawaran dari Angkatan Laut AS untuk melindungi wilayah mereka.