Dia menolak klaim tersebut dan menyebutnya tidak masuk akal.
Dia mengatakan China telah mengambil serangkaian tindakan selama bertahun-tahun untuk membangun kemampuan serangan balasan yang kredibel untuk menanggapi serangan nuklir.
Selain terowongan rudal balistik antarbenua, China telah mengembangkan rudal canggih dan memperluas 'benteng' di Laut China Selatan dan Laut Kuning di mana kapal selam rudal balistiknya dapat beroperasi dengan aman.
"Hal ini telah menarik garis bawah untuk konfrontasi China-AS, bahwa konfrontasi tersebut tidak mungkin menjadi invasi besar-besaran, yang merupakan dasar penting dalam perhitungan kedua belah pihak," katanya.
China telah berjanji untuk tidak menjadi pihak yang pertama menggunakan senjata nuklir dalam sebuah konfrontasi, dan diperkirakan memiliki 200 hingga 300 hulu ledak nuklir. Jumlah ini masih jauh di bawah Rusia dan Amerika yang masing-masing punya sekitar 4.000 hulu ledak nuklir.
PLA memiliki satu pangkalan SSBN di Laut Cina Selatan, di mana perairannya lebih dalam dan karenanya lebih aman untuk operasi kapal selam rahasia. Selain itu ada dua lagi di Laut Kuning, lebih dekat ke Amerika Serikat untuk mengirimkan misil melalui kutub utara.
"[Pesawat mata-mata AS] menemukan SSBN kami di Laut China Selatan yang beroperasi sedalam 3.000 m dan pulau buatan yang kami bangun sebagai area peluncuran rudal SLBM," kata Wang.(*)
Artikel ini pernah tayang di Kontan dengan judul "Tak gentar hadapi AS, China habiskan 2 dekade untuk membangun sistem senjata nuklir"