Namun, ada yang menjadi ganjalan hatinya, yaitu soal status kepemilikan tanah dan tempat tinggal mereka.
Padahal, ia dan rekan-rekannya sesama pengungsi telah berada di Indonesia selama dua dekade.
"Status kami tidak jelas, status tanah tidak jelas. Itu yang menjadi persoalan bagi kami yang masih tinggal di pengungsian."
"Nasib kami sudah 20 tahun kok masih tinggal di pengungsian? Status tanahnya juga enggak jelas, ini yang selalu kami pikiri," ungkapnya.
Muhajir sendiri selama ini tinggal di Desa Noelbaki, Kupang Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) atau wilayah Timor Barat, bersama sebagian keluarganya.
Selama 20 tahun, Muhajir tak pernah beranjak dari pengungsian di desa itu.
Ia dan keluarganya tinggal di rumah darurat beratapkan seng di Noelbaki.
Di desa itu, ia tinggal bersama 3000 orang lainnya yang sama-sama mengungsi dari Timor Leste pasca referendum 1999.
"Saya dulu di Timor Leste di Kabupaten Viqueque," katanya.