Sosok.ID - Janji dukungan militer AS kepada Jepang di Kepulauan Diaoyu dianggap sebagai pencegahan perang ke China.
Hal ini sesuai dengan strategi pemerintahan Trump untuk memprovokasi perselisihan regional untuk menahan pengaruh China.
Dikutip dari Global Times, analis China memperingatkan agar militer negaranya bersiap-siap karena beberapa kekuatan sayap kanan Jepang mungkin terjadi.
NHK melaporkan pada Selasa bahwa Jenderal Kevin Schneider, komandan Pasukan AS Jepang, membuat pernyataan pada hari Senin ketika mengunjungi kapal Pasukan Bela Diri Maritim Jepang.
Dia mengatakan bahwa kemampuan Pasukan Bela Diri Maritim Jepang (SDF) dan militer AS dapat digunakan untuk "mengirimkan pasukan tempur untuk bertahan."
Pernyataan itu adalah pencegahan perang ke China, dan dorongan ke Jepang karena pemerintahan Trump secara aktif memprovokasi hubungan China dengan negara tetangga.
Pemerintah Trump juga menggunakan masalah regional untuk menahan China, kata Zhou Wensheng, seorang profesor Universitas Luar Negeri China.
Artikel V dari Treaty of Mutual Cooperation and Security antara AS dan Jepang menyatakan bahwa AS dapat bertindak jika terjadi serangan bersenjata terhadap salah satu pihak di wilayah yang berada di bawah pemerintahan Jepang.
Kedua belah pihak mengklaim bahwa artikel tersebut juga berlaku untuk Kepulauan Diaoyu meskipun China telah mendeklarasikan kedaulatan dan administrasi pulau-pulau tersebut.
Tetapi analis China mencatat bahwa skenario seperti itu hanya akan terjadi jika militer China mendarat di Diaoyu terlebih dahulu, yang kemungkinannya kecil.