"Saya di jalanan (mengamen) sekitar dua tahun," terang dia.
Tidak sampai di situ, Ervan bersama pengamen yang menghampirinya setelah mengembalikan game watch ke Solo selama sebulan.
Habis itu kembali lagi ke Jakarta.
Baru sampai di Bogor, Ervan dan pengamen yang mengajak dirinya mendengar suara sirine milik Satpol PP.
Di Bogor ini ia ditinggal oleh pengamen yang mengajaknya lantaran takut tertangkap Satpol PP.
Namun Ervan hanya berdiam di masjid setempat hingga ditemui oleh ketua RT dan akhirnya diangkat sebagai anak asuh olehnya.
"Sekitar empat bulan Pak RT itu meninggal. Ada cucunya ingin mengasuh saya dan mengangkat saya anak asuh," tutur dia.
Namun setelah tujuh bulan Ervan dibawa ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Dinas Sosial Kota Bogor.
"Ada pegawai P2TP2A ingin mengangkat saya jadi anaknya. Saya disekolahkan dipesantrenkan sekitar delapan tahun," ujar dia.
Ervan juga mendapat pelatihan kerja dari Dinsos Kota Bogor.
Bahkan, Ervan diterima magang kerja selama satu tahun dua bulan.