Tidak diketahui perkembangan selanjutnya, namun The New York Times memberitakan bahwa pada Mei 1964 pemerintah Inggris memberi Jamshid dana 100.000 pounds.
Akhirnya dengan dana yang diberikan oleh pemerintah Inggris, Jamshid lebih memilih untuk menjadi rakyat biasa dan menghabiskan hari-harinya untuk tinggal di sebuah rumah sederhana.
Ia lebih memilih untuk tinggal di sebuah kota kecil di Southsea lebih dari 50 tahun ini.
"Ia tidak mau menonjolkan diri, ia tidak pernah berbicara kepada wartawan ... seingat saya tak ada warga lokal yang tahu bahwa sultan (terakhir) Zanzibar tinggal di sana (Southsea)," kata Donovan kepada koran The Guardian.
Donovan mengatakan Jamshid menjalani kehidupan seperti layaknya warga di Inggris lainnya seperti mengikuti ujian untuk mendapatkan surat izin mengemudi.
Saudara dan anaknya-anaknya kemudian pindah ke Oman, namun Jamshid harus bertahan di Inggris karena penguasa di Oman tak juga memberinya izin untuk pindah karena alasan keamanan.
Salah seorang anggota keluarga Jamshid, kepada koran Timur Tengah The National mengatakan, "Keinginannya untuk pensiun di Oman dikabulkan oleh pemerintah dengan pertimbangan usianya yang sudah lanjut."
Namun semuanya berubah ketika pada pertengahan September 2020, penguasa Oman, Sultan Haitham bin Tariq, akhirnya memberi izin bagi Jamshid untuk pindah dan menghabiskan masa tuanya di negara tersebut, setelah 56 tahun lamanya terasing di Inggris.
"Ia memang ingin bisa menghabiskan masa tuanya di tanah leluhur, Oman," tambahnya.
Di usianya yang ke 91 tahun, kini Jamshid bisa kembali ke tanah leluhurnya di Oman untuk menghabiskan masa-masa tuanya. (*)