"Masyarakat sudah cerdas, masyarakat Solo sudah tahu semua. Nuwun sewu, bahwa yang namanya Bajo dengan kata-kata settingan itu rasanya kok terlalu naif," katanya.
Bagyo mengklaim telah memiliki banyak masa pendukung yang tersebar di seluruh Indonesia.
Ia tak menampik tentang tak adanya pengalaman berpolitik.
Pria yang berprofesi sebagai tukang jahit ini pun mengaku mendapat biaya pencalonan berkat gotong-royong warga di Komunitas Tikus Pithi.
"Jadi kelebihan Pak Bagyo, kualitas sebagai pemimpin, dibandingkan kualitas dengan calon satunya, Gibran, yang bisa ditawarkan ke pemilih apa?" singgung Najwa.
Pertanyaan Najwa tidak dijawabnya dengan Gamblang, Bagyo melemparkan jawaban kepada orang yang menilainya.
"Kalau saya, saya orang biasa. Saya tidak punya kapasitas untuk menilai diri saya. Itu yang menilai adalah Komunitas Tikus Pithi Hanata Baris," jelas Bagyo.
Sontak Najwa menganggap Bagyo tak tahu kelebihannya sendiri.
"Kalau Pak Bagyo saja tidak tahu kelebihan Pak Bagyo, bagaimana strategi meyakinkan pemilih?" tanya Najwa.