"Sebelum proses pencalonan ini Pak Bagyo sudah pernah bertemu dengan lawan Mas Gibran ini?" tanya Najwa Shihab, dikutip dari TribunWow.com.
"Belum, belum pernah," jawab Bagyo, mengaku sebelumnya tak pernah bertemu dengan Gibran.
"Jadi enggak berani ketemu tapi berani nantang di pilkada?" telisik Najwa.
Bagyo lantas menjawab, bahwa ia berani maju di Pilkada untuk mematahkan omongan yang beredar, dimana menurutnya, tanpa pendidikan yang tinggi pun rakyat kecil bisa maju untuk menjadi pemimpin.
"Itu karena Tikus Pithi Hanata Baris. Selama ini kita ingin mendobrak ke lapangan, salah satunya bahwa image sekarang itu yang harus jadi pemimpin atau tokoh itu harus orang yang berduit, sekolah yang tinggi," tutur Bagyo.
Najwa pun penasaran tentang apa yang membuat pasangan Bajo berbeda hingga percaya diri melawan Gibran-Teguh.
Bagyo menyebut dirinya telah mencanangkan program untuk Kota Solo.
"Kita sudah punya program-program untuk Solo masa depan," jawab Bagyo singkat.
Jawaban itu membuat najwa mengungkit keseriusan pasangan Bajo di Pilkada 2020, sebab tak sedikit yang menduga Bajo sengaja diloloskan agar Gibran tidak melawan kotak kosong.
Tudingan itu dengan tegas dibantah Bagyo. Menurutnya, majunya ia di Pilkada tak ada urusannya dengan isu-isu settingan.