Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kisah Polisi Sukitman, Satu-satunya Saksi Mata Pembantaian Para Jenderal Revolusi di Lubang Buaya Wis Dipateni...

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Senin, 28 September 2020 | 18:13
Kisah Polisi Sukitman, Satu-satunya Saksi Mata Pembantaian Para Jenderal Revolusi di Lubang Buaya Wis Dipateni...
IST via Intisari

Kisah Polisi Sukitman, Satu-satunya Saksi Mata Pembantaian Para Jenderal Revolusi di Lubang Buaya Wis Dipateni...

Kemudian salah seorang anggota Cakrabirawa menghampiri Sukitman yang masih diliputi rasa takut.

"Kamu tidak usah takut. Kita sama-sama prajurit. Beli kaus singlet pun kita sudah tidak bisa. Sementara para jenderal yang menamakan diri Dewan Jenderal, jam dinding di rumahnya saja terbuat dari emas dan mereka akan membunuh Presiden pada tanggal 5 Oktober. Kamu 'kan tahu Cakrabirawa tugasnya adalah sebagai pengawal dan penjaga Presiden," kata Sukitman mengulangi apa yang diucapkan si anggota Cakra tersebut.

Waktu itulah Sukitman baru merasa agak tenang, meskipun ia masih tetap diawasi. Ternyata anggota Cakra itu sudah di-drill, karena langsung berada di bawah komando Letkol Untung.

Sekitar satu dua jam kemudian melalui radio disiarkan, siapa yang mendukung G30Situ akan dinaikkan pangkatnya.

Satu tingkat untuk prajurit, sementara yang aktif akan memperoleh kenaikan dua tingkat. Mendengar pengumuman itu semua yang merasa terlibat bersalam-salaman, karena merasa gerakan mereka sukses.

Setelah suasana agak tenang, Sukitman dipanggil oleh Lettu Dul Arief yang menanyakan di mana senjata Sukitman.

Baca Juga: Jarang Diekspos, Aksi Istri DN Aidit Kibuli Aparat Keamanan Indonesia Usai Meletusnya G30S/PKI

Sukitman menjelaskan apa yang terjadi ketika ia berada di daerah Kebayoran. Akhimya senjata itu bisa ditemukan, walaupun dalam keadaan patah.

Mengira Sukitman bukan musuh, bahkan teman senasib, Jumat sore itu Sukitman diajak menuju Halim bersama iring-iringan pasukan.

Sesampai di Gedung Penas (daerah Bypass, sekarang Jl. Jend. A. Yani) pasukan itu diturunkan di lapangan, sementara Sukitman masih bersama Dul Arief.

Pada malam harinya, entah mengapa, orang yang mengawasi tawanannya malah mengajak Sukitman untuk mengambil nasi.

"Ke mana?" tanya Sukitman.

Source :Wartakotalive

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x