Follow Us

Negara Asing Ini Terobsesi dengan Isu HAM Papua, Diplomat Tanah Air Kesal: Simpan Khotbahmu Sendiri, Anda Bukan Orang Papua!

Rifka Amalia - Senin, 28 September 2020 | 13:00
Ilustrasi - masyarakat Papua dan TNI AD berupaya mendirikan bendera merah putih.
tniad.mil.id

Ilustrasi - masyarakat Papua dan TNI AD berupaya mendirikan bendera merah putih.

Ia dengan gamblang menyebut apa yang dilakukan Vanuatu adalah hal yang memalukan.

"Sangat memalukan bahwa satu negara ini terus-menerus memiliki obsesi yang berlebihan dan tidak sehat tentang bagaimana seharusnya Indonesia bertindak atau menjalankan pemerintahannya sendiri," ujarnya.

Baca Juga: Segitu Bencinya dengan Indonesia, KKB Papua Habisi Nyawa Pemuka Agama hingga Jatuhkan Nama TNI-Polri Jelang Sidang Umum PBB

"Terus terang saya bingung bagaimana bisa suatu negara mencoba untuk mengajar negara lain, sementara kehilangan inti dari seluruh prinsip dasar Piagam PBB," lanjutnya.

Silvany menilai Vanuatu tidak menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah Indonesia.

Di hadapan perwakilan diplomat dari berbagai negara di dunia, Silvany menegaskan Indonesia sadar tentang pentingnya melindungi hak asasi manusia.

"Kami menghargai keragaman, kami menghormati toleransi dan setiap orang memiliki hak yang sama di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia ini," tegas Silvany.

Baca Juga: Di Sidang PBB Donald Trump Tersudut, Bukan Hanya China, Negara Ini Juga Marah dan Sebut AS Ancam Keamanan Dunia Gegara Sering Ajak Perang Negara Lain

Silvany lantas menyinggung tentang bagaimana negara-negara di dunia pada saat ini harusnya melakukan pendekatan "win-win solution" untuk menjalin hubungan antar negara.

"Memang seruan seperti itu digaungkan oleh para pemimpin dunia sepanjang pekan ini, tetapi negara ini memilih yang sebaliknya," ucapnya.

Ia menyayangkan di tengah krisis pandemi ini, justru muncul negara-negara yang menebar permusuhan serta perpecahan.

"Pada saat krisis besar kesehatan dan ekonomi, mereka lebih memilih untuk menanamkan permusuhan serta menabur perpecahan dengan memandu advokasi mereka untuk separatisme dengan perhatian masalah hak asasi manusia yang berlebihan," lanjutnya.

Source : Kompas.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest