Ia dengan gamblang menyebut apa yang dilakukan Vanuatu adalah hal yang memalukan.
"Sangat memalukan bahwa satu negara ini terus-menerus memiliki obsesi yang berlebihan dan tidak sehat tentang bagaimana seharusnya Indonesia bertindak atau menjalankan pemerintahannya sendiri," ujarnya.
"Terus terang saya bingung bagaimana bisa suatu negara mencoba untuk mengajar negara lain, sementara kehilangan inti dari seluruh prinsip dasar Piagam PBB," lanjutnya.
Silvany menilai Vanuatu tidak menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah Indonesia.
Di hadapan perwakilan diplomat dari berbagai negara di dunia, Silvany menegaskan Indonesia sadar tentang pentingnya melindungi hak asasi manusia.
"Kami menghargai keragaman, kami menghormati toleransi dan setiap orang memiliki hak yang sama di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia ini," tegas Silvany.
Silvany lantas menyinggung tentang bagaimana negara-negara di dunia pada saat ini harusnya melakukan pendekatan "win-win solution" untuk menjalin hubungan antar negara.
"Memang seruan seperti itu digaungkan oleh para pemimpin dunia sepanjang pekan ini, tetapi negara ini memilih yang sebaliknya," ucapnya.
Ia menyayangkan di tengah krisis pandemi ini, justru muncul negara-negara yang menebar permusuhan serta perpecahan.
"Pada saat krisis besar kesehatan dan ekonomi, mereka lebih memilih untuk menanamkan permusuhan serta menabur perpecahan dengan memandu advokasi mereka untuk separatisme dengan perhatian masalah hak asasi manusia yang berlebihan," lanjutnya.