Sambil menunggu dia menelepon putrinya dan berkata, ”Ayah tidak bisa tidur kemarin malam. Ayah sudah melakukannya. Jangan menangis. Ayah sudah tua. Ayah tidak takut masuk penjara.”
Tan kemudian menyerahkan diri tanpa perlawanan kepada polisi yang tiba di lokasi.
Dia mengaku bersalah di pengadilan.
Sepanjang proses pengadilan, Tan terus menyampaikan perbuatannya didasari oleh kasih sayang seorang ayah terhadap putrinya.
Tan diketahui menderita depresi karena kecemasan akan nasib putrinya disertai konflik dengan Tuppani.
“Ayah sangat mencintai keluarganya. Tidak ada yang ingin hal ini terjadi.”
Shyller berkata setelah mengetahui vonis yang harus dijalani ayahanda. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Terima Putrinya Diselingkuhi, Mertua Bunuh Menantu di Kedai Kopi"