Lantarna tak menemukan titik temu untuk mengusir kapal China tersebut, Bakamla melalui koordinasi dengan berbagai lintas sektor.
Mulai dari TNI Angkatan Laut (AL), Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam), dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
"CCG 5204 dipantau telah bergerak ke utara menjauhi ZEE Indonesia, KN Pulau Nipah terus mengamati bersama KRI Imam Bonjol-383 yang juga melaksanakan patroli mem-backup di belakang kapal Bakamla pada jarak 2 hingga 3 NM," ujar Kabag Humas dan Protokol Bakamla RI Kolonel Bakamla Wisnu Pramandita dalam keterangan tertulis, Senin (14/9/2020).
TNI AL pun langsung bersiap membantu kapal Bakamla untuk mengusir Coast Guard China dengan mengirimkan KRI Imam Bonjol-383.
Upaya persuasif yang dibalas dengan keras oleh Coast Guard China itupun membuat Indonesia naik pitam.
Hingga akhirnya pada hari Minggu (13/9/2020) secara resmi Pemerintah Indoensia melayangkan protes keras melalui Kedutaan Besar Indonesia di China.
Protes tersebut dilayangkan Indonesia sehari setelah Bakamla berkoordinasi dengan Kemenlu mengenai keberadaan coast goard China di wilayah yurisdiksi Indonesia.
"Kemlu pada hari Minggu, 13 September 2020 telah melakukan komunikasi dengan Wakil Dubes RRT (China) di Jakarta dan meminta klarifikasi maksud keberadaan CCG 5204 di wilayah perairan ZEE Indonesia," ujar Juru Bicara (Jubir) Kemenlu, Teuku Faizasyah dalam keterangannya, Senin (14/9/2020).
Dalam komunikasi tersebut, Kemenlu kembali menegaskan bahwa ZEE Indonesia tidak memiliki klaim tumpang-tindah dengan China.