Follow Us

Bersiaplah! Covid-19 Bukan Akhir dari Pandemi Dunia, WHO: Tak Ada Vaksin hingga Pertengahan Tahun 2021!

Rifka Amalia - Rabu, 09 September 2020 | 18:13
Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
TribunMataram Kolase/ (SALVATORE DI NOLFI)

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

Hal ini dilakukan demi menghindari bahaya, meski dunia telah berkoar-koar agar pembuatan vaksin secepat mungkin diedarkan.

Virus yang telah menjungkirbalikkan jutaan nyawa, keluarga, dan mendatangkan malapetaka ekonomi secara global ini telah meresahkan miliaran penduduk bumi.

Baca Juga: Jerinx Takut? Koar-koar Katai IDI sebagai Kacung WHO, Drummer SID Minta Maaf usai Dipolisikan, Memohon agar Para Dokter Tempuh Jalur Damai

Dalam prosedur normal, penyelenggara tes harus menunggu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk memverifikasi bahwa kandidat vaksin covid-19 aman dan efektif.

Tetapi karena pandemi terus memakan korban yang menghancurkan, ada tekanan besar untuk meluncurkan vaksin dengan cepat, memicu kekhawatiran bahwa standar pengujiannya justru diturunkan.

Sehingga Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan, pihaknya tak bakal mengambil risiko sembarang menyetujui vaksin.

“WHO tidak akan mendukung vaksin yang tidak efektif dan aman,” katanya dalam pengarahan virtual.

Baca Juga: Ditolak Warganya Sendiri, Disambut Indonesia, Soal Vaksin Corona Buatan China: Kenapa Rakyat Kita Jadi Kelinci Percobaan?

Dia juga mempermasalahkan apa yang disebut gerakan anti-vax yang telah memicu kekhawatiran tentang vaksin dalam pengembangan.

Seperti diketahui, kendati corona telah menggerogoti jutaan penduduk bumi, namun tak sedikit yang meragukan keberadaan pandemi ini.

Mereka mungkin bisa “membangun narasi untuk melawan vaksin, tetapi rekam jejak vaksin menceritakan kisahnya sendiri,” kata Tedros.

Saat ini ada lebih dari 30 kandidat vaksin yang sedang diuji pada manusia, dengan setidaknya delapan dalam uji coba Tahap III yang umumnya melibatkan puluhan ribu orang.

Source : Reuters, Japan Times

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest