Sopir tersebut juga mengendarai taksinya dengan sangat lambat, hingga membuat Nongying penasaran dengan keadaan sang sopir.
Keheranan Nongying semakin bertambah saat sang sopir meminta tolong padanya untuk melihat gelembung di tabung gas apakah masih ada.
Penumpang itupun langsung menanyakan apa yang terjadi pada sang sopir hingga dirinya harus memakai selang oksigen saat bekerja.
Sopir tersebut berkata, "Saya punya banyak penyakit. Mata saya rabun dan ginjal saya juga tidak berfungsi dengan baik."
"Saya harus cuci darah bahkan sambil menyetir, karena paru-paru basah, saya perlu bawa tabung oksigen."
Saat Nongying bertanya lebih lanjut, Sumeth mengaku sekarang tinggal sendirian di kamar kontrakan.
Pemerintah Thailand hanya memberi bantuan 800 baht (Rp 377.000) kepadanya setiap bulan dan dia masih harus membayar sewa serta mengeluarkan biaya untuk keperluan sehari-hari.
Untuk menambah pemasukan ia akhirnya bekerja jadi sopir taksi.
Setelah mendengar kisahnya Nongying merasa iba.
Ia memberi uang tambahan di luar ongkos dan mengunggah kisahnya di media sosial atas persetujuan Sumeth.