Terlebih, Korea Utara tidak memberikan klarifikasi apapun terkait kematian Kim.
Setelah sempat menghilang selama 20 hari, Kim mengejutkan publik karena mendadak muncul memotong pita merah untuk meremiskan sebuah pabrik pupuk di dekat Pyongyang pada 2 Mei 2020.
Meski demikian, kehadiran Kim justru memunculkan teori konspirasi baru.
Kim dituduh menduplikat dirinya dan menyembunyikan keadaan sebenarnya.
Pada saat rumor meninggalnya Kim menyeruak, pakar mengkahawatirkan jika Kim Yo Jong mungkin bakal menjadi pengganti Kim Jong Un.
Sebab jika mendapatkan tampuk kekuasaan tertinggi di Korea Utara, Kim Yo Jong digadang-gadang bakal lebih kejam dibanding Kim Jong Un.
Hal itu disampaikan oleh Profesor Natasha Lindstaedt dilansir dari Daily Mirror Sabtu (25/4/2020), menyebut gender bukan penghalang untuk melakukan kekejaman.
Pakar rezim totalitarian itu mengatakan, Kim Yo Jong pun bakal menjaga tradisi keluarga sebagai penguasa dari sejak Kim Il Sung menjabat di tahun 1948 silam.
"Saya tidak percaya posisinya sebagai perempuan bakal melemahkan posisinya jika dia memegang kekuasaan," beber Profesor Lindstaedt.