Melansir dari Kompas.com dari wawancara dengan kurator Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jaka Perbawa, sosok ini memang harus diperhitungkan dalam kancah perjuangan Republik Indonesia.
Seorang perwira angkatan laut Jepang yang rela disiksa demi melindungi kemerdekaan Indonesia secara utuh kala itu.
Sosok yang bersedia meminjamkan rumahnya sebagai tempat untuk merumuskan teks proklamasi.
Hingga sosok yang menyediakan peralatan untuk menyiapkan teks proklamasi salah satunya mesin ketik.
Dalam buku berjudul Kaigun Angkatan Laut Jepang: Penentu Krisis Proklamasi yang ditulis oleh WP Suhartono yang diterbitkan tahun 2007 menerangkan bagaimana perjuangan Maeda untuk mendukung kemerdekaan Indonesia secara pribadi.
Maeda memang memiliki jalinan persahabatan dengan tokoh-tokoh kemerdekaan sangat kuat, salah satunya adalah Achmad Soebardjo pada masa sebelum kemerdekaan.
Jalinan Laksamana Maeda dengan Achmad Soebardjo dan tokoh-tokoh nasionalis lainnya membuahkan pembentukan Asrama Indonesia Merdeka di kawasan Kebon Sirih, Jakarta.
"Acmad Soebardjo lah yang menjadi kepercayaannya Maeda dengan membentuk Asrama Indonesia Merdeka di Kebon Sirih. Bung Karno pun mengajar di sana, Iwa Kusumasumantri mengajar di sana," kata Jaka Perbawa.
Laksamana Maeda harus menanggung konsekuensi berat setelah mengizinkan rumahnya sebagai tempat perumusan naskah proklamasi.