Menurut dokumen pengadilan, Yeo mendirikan konsultan politik di AS pada tahun 2018, Resolute Consulting of Singapore, menggunakan nama yang sama sebagai firma hubungan publik dan pemerintah AS yang terkemuka.
Dia kemudian menjelajahi LinkedIn, yang banyak digunakan untuk berburu pekerjaan dan jaringan karier, untuk menemukan individu dengan resume dan deskripsi pekerjaan yang menjanjikan.
Berbasis di Washington DC dari Januari hingga Juli 2019, Yeo menggunakan waktunya sebagai rekan doktor di Universitas George Washington untuk menghadiri acara think tank dan membangun jaringan dengan pelobi dan kontraktor pertahanan.
Dia mempekerjakan profesional Amerika yang dia targetkan untuk menulis laporan politik yang menurutnya dimaksudkan untuk klien konsultannya di Asia.
Namun, laporan tersebut dikirim ke pemerintah China tanpa sepengetahuan penulisnya.
Dari lebih dari 400 resume yang diterima Yeo sebagai tanggapan atas daftar pekerjaan yang dia posting, 90% berasal dari militer AS atau personel pemerintah dengan izin keamanan, menurut dokumen pengadilan.
Dia mengaku menyerahkan resume penting kepada pawang China-nya.
Misalnya, Yeo melibatkan seorang warga sipil yang bekerja dengan Angkatan Udara AS dalam program pesawat F-35B yang mengaku mengalami kesulitan keuangan.
Seorang perwira militer AS yang terpisah yang ditugaskan di Pentagon menceritakan kepada Yeo bahwa dia trauma dengan tur militernya di Afghanistan dan dibayar untuk menulis laporan tentang bagaimana penarikan pasukan AS di sana akan berdampak pada China.