"Apartemen itu bergetar secara horizontal dan tiba-tiba rasanya seperti ledakan dan jendela dan pintu terbuka. Kacanya pecah. Begitu banyak rumah yang rusak atau hancur," kata dia.
Sementara dikutip dari usatoday, beberapa stasiun TV lokal melaporkan ledakan itu di pelabuhan Beirut di dalam area tempat kembang api disimpan.
"Jika itu kembang api, seperti yang dikatakan beberapa sumber berita, itu adalah kembang api besar," kata koresponden CNN Beirut, Ben Wedeman.
Dia mengatakan, "Tidak pernah merasakan hal seperti itu ... (Saya) sudah berada di sekitar blok dan melihat ledakan yang cukup besar ... dan ini lebih besar."
Kepala biro Washington Post Beirut Liz Sly melaporkan, "Orang-orang yang berdarah, puing-puing menumpuk di semua bagian."
Dikutip dari Reuters, Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan keadaan darurat diumumkan di Beirut selama dua minggu dan berkabung selama tiga hari.
Sementara mengutip pernyataanya di twitter kepresidenan @LBpresidency, Aoun mengaku tidak akan puas sampai menemukan orang yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
"Karena tidak dapat diterima bahwa pengiriman 'amonium nitrat' diperkirakan 2.750 ton selama 6 tahun di sebuah gudang tanpa mengambil tindakan pencegahan, yang membahayakan keselamatan warga negara," ujar dia.
Amonium nitrat biasa digunakan secara luas dalam pupuk dan bahan peledak.