Menurut Dansatgas, kronologi kejadian berawal dari 10 bandit bersenjata tiba-tiba melakukan penghadangan terhadap dua kendaraan truk.
Truk tersebut melintas di desa Kako Village, sekitar 10 Km dari Static Combat Deployment (SCD) Lulimba, pada Sabtu dini hari (1/8/2020).
Aksi kejam bandit di desa tersebut pun segera diterima laporannya oleh CLA dari Chief Village.
Kemudian info tersebut disampaikan kepada Komandan SCD Lulimba Mayor Inf Yoni untuk meminta perlindungan pengamanan dan pertolongan bagi korban yang terluka.
SCD pun langsung menanggapi laporan tersebut dengan segera mengirimkan setidaknya 35 prajurit TNI yang tergabung dalam tim Long Range Patrol (LRP).
Mereka terdiri dari Quick Response Team dan tim medis untuk meluncur ke lokasi kejadian.
Hal tersebut dalam rangka melaksanakan Protection og Civilan (POC).
Sesampainya di lokasi kejadia, tim LRP yang dipimpin oleh Lettu Arm Sudarmo langsung melakukan pengamanan wilayah dan memberi bantuan pengobatan terhadap korban.
Adapun koban yang ditimbulkan akibat penghadangan tersebut terdiri dari 3 orang meninggal dunia akibat luka tembak, 22 orang terluka akibat truk terguling dan beberapa orang diantaranya mengalami penganiayaan dari para Bandit.