Tetapi bisa menjadi platform untuk "perangkat reaksi induksi canggih dan teknologi baru lainnya" yang mampu menargetkan kekurangan saingan mereka asal Amerika yakni Raptor F-22.
Jet tempur generasi kelima menampilkan teknologi siluman, kecepatan jelajah supersonik, kemampuan manuver super, dan avionik yang sangat terintegrasi.
Zhou mengatakan bahwa di masa lalu, perancang pesawat China telah sangat dipengaruhi oleh pemikiran Rusia dan karena itu berfokus hampir secara eksklusif pada kemampuan tempur jet mereka.
Tetapi Yang, katanya, menekankan perlunya mempertimbangkan faktor-faktor lain juga.
"Karena pengaruh Rusia, desainer China mengabaikan hal-hal seperti sistem avionik dan senjata," kata Zhou.
"MiG-29 dari Rusia, misalnya, tidak memiliki peluang untuk bersaing dengan mitranya dari Amerika, multirole segala cuaca F-16," ungkap Zhou.
Baik F-22 dan J-20 kemampuan terbang hingga ketinggian 20 km dan kecepatan maksimum lebih dari Mach 2 alias 2.470 km per jam alias lebih cepat dari kecepatan suara.
F-22 memiliki jarak yang relatif lebih pendek dengan radius tempur 800 km, sementara tangki bahan bakar internal J-20 yang besar dapat mempertahankan radius tempur yang lebih panjang yakni 1.100 km.
Baca Juga: Beijing Bercanda? F-22 Raptor Amerika Bakal Kewalahan Hadapi J-20 China
Salah satu kelemahan yang mungkin ada pada J-20 adalah bahwa ia jauh lebih berat daripada FC-31. Sementara kapal induk terbaru China akan dilengkapi dengan sistem peluncuran katapel elektromagnetik, yang walaupun mengurangi waktu untuk tinggal landas, namun punya keterbatasan soal berat pesawat.